Perekonomian Indonesia Kuartal III 2022 Tumbuh Impresif 5,72%

Perekonomian Indonesia sepanjang kuartal III tahun 2022 kembali mencatatkan pertumbuhan secara impresif yakni sebesar 5,72 persen (yoy).
0
505

Jakarta – Perekonomian Indonesia sepanjang kuartal III tahun 2022 kembali mencatatkan pertumbuhan secara impresif yakni sebesar 5,72 persen (year on year/yoy). Hal ini terutama karena fundamental ekonomi domestik yang kuat sehingga kinerja perekonomian nasional masih terus terjaga melanjutkan tren pertumbuhan yang solid sejak awal tahun 2022.

“Capaian ini patut kita syukuri karena ini membuktikan bahwa roda pemulihan ekonomi domestik terus bergerak cepat di tengah perlambatan ekonomi global yang sedang berlangsung,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers yang dikutip Selasa, 8 November 2022.

Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar PDB dengan pertumbuhan sebesar 5,39 persen (yoy). Sementara konsumsi LNPRT juga tumbuh signifikan mencapai 6,09 persen (yoy). PMTB juga mampu tumbuh sebesar 4,96 persen (yoy) sejalan dengan meningkatnya kapasitas produksi dunia usaha.

Menurut Airlangga, daya beli masyarakat terdorong karena adanya peningkatan realisasi program perlindungan sosial sebesar 12,46 persen (yoy) dan peningkatan realisasi subsidi BBM sebesar 111,96 persen (yoy). “Mobilitas masyarakat yang semakin pulih menjadi determinan utama pendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi pengeluaran maupun sisi sektoral. Di saat yang sama, Pemerintah juga mengambil langkah-langkah responsif dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah tren kenaikan inflasi global,” ungkap Menko Airlangga.

Kuatnya pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal III 2022 karena adanya surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 14.92 miliar, atau tumbuh sebesar 12,58 persen (yoy). Indonesia juga masih mendapatkan windfall profit akibat tingginya harga beberapa komoditas unggulan yang didominasi oleh batu bara 13,31 persen. Kemudian minyak kelapa sawit sebesar 8,95 persen, serta besi dan baja yakni 6,38 persen. Hasilnya, sektor ekspor mampu tumbuh double digit sebesar 21,64 persen (yoy).

Selama kuartal III 2022 volume impor juga tumbuh tinggi sebesar 22,98 persen (yoy). Hal ini karena terdorong kenaikan impor bahan baku dan barang modal pendukung aktivitas ekonomi. Masing-masing mampu tumbuh sebesar 34,22 persen dan 44,08 persen (yoy).

Sektor Usaha

Pertumbuhan perekonomian Indonesia juga hampir terjadi di seluruh sektor lapangan usaha selama triwulan III 2022. Sektor industri pengolahan sebagai kontributor terbesar PDB tumbuh positif sebesar 4,83 persen (yoy). Sektor utama lainnya, seperti sektor pertambangan dan pertanian masing-masing tumbuh sebesar 3,22 persen (yoy) dan 1,65 persen (yoy). Di saat yang sama, sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor dengan pertumbuhan paling tinggi sebesar 25,81 persen (yoy). Selanjutnya, akomodasi dan makanan minuman 17,83 persen (yoy) dan administrasi pemerintahan yakni 12,42 persen (yoy).

“Pulihnya berbagai sektor usaha di triwulan III 2022 juga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja,” ungkap Menko Airlangga. Melansir data per Agustus 2022, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat menjadi 68,63 persen. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 5,86 persen, lebih baik daripada tahun 2021.

Secara spasial, seluruh daerah di Indonesia juga melanjutkan pertumbuhan positif pada triwulan III 2022. Kendati kelompok provinsi di Pulau Jawa masih mendominasi dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 56,30 persen. Berikutnya, kelompok provinsi di Pulau Sulawesi mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 8,24 persen (yoy). Industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian menjadi sumber pertumbuhan utama.

Prospek perekonomian Indonesia diperkirakan semakin cerah yang tercermin dari berbagai leading indicators. Misalnya, indeks keyakinan konsumen (IKK) yang terus berada di level optimis. Sejalan dengan itu, aktivitas dunia usaha juga semakin bergeliat dan tergambar dari level Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia pada September 2022 yang kembali melanjutkan level ekspansif selama 14 bulan beruntun dengan berada di tingkat 51,8. Nilai PMI Indonesia juga tercatat lebih tinggi ketimbang negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand (51,6), Vietnam (50,6), Malaysia (48,7), dan Myanmar (45,7).

“Kebijakan dan strategi pemerintah akan terarah demi menjaga keseimbangan antara mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi di level yang stabil. Kebijakan fiskal masih menjadi instrumen utama sebagai shock absorber. Sementara stabilitas harga akan terjaga melalui Program kebijakan 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Untuk jangka menengah panjang, Pemerintah akan terus memperkuat fundamental ekonomi bangsa melalui peningkatan kualitas SDM, dan melanjutkan reformasi struktural,” pungkasnya. (BRN)