Riset Savills: G20 di Bali Bangkitkan Perekonomian Indonesia

0
483

JAKARTA – Pemulihan kepercayaan bisnis sangat mendukung bangkitnya perekonomian Indonesia termasuk penyerapan pasar properti komersial. Salah satu isu yang menjadi sentimen positif bagi perekonomian nasional adalah adanya rencana Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022 mendatang.

Demikian hasil riset konsultan properti, Savills International bertajuk Asia Pacific Investment Quarterly Q4/2021 yang baru saja dirilis.

“Kami mengharapkan lebih banyak ekspansi pada tahun 2022 mengingat prospek ekonomi yang menjanjikan dibantu oleh sentimen yang lebih baik terhadap Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan G20 di Bali pada akhir tahun ini,” ungkap Director Head and Research and Consultant Savills Anton Sitorus dalam laporan riset yang diterima, Senin (7/2/2022).

Oleh karena itu, pada pertemuan G20 pemerintah lebih mempersiapkan diri dan memiliki rencana yang agresif demi percepatan ekonomi domestik. Sehingga, sangat mungkin untuk melihat perbaikan ekonomi, tidak terkecuali sektor properti sebelum 2023.

Perekonomian Indonesia perlahan pulih dari keterpurukan dengan pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga sekitar 3,5% (YoY). Secara keseluruhan, pertumbuhan PDB tahunan pada tahun 2021 diperkirakan mencapai sekitar 3,5% -4,0%, di tengah negara berjuang mengantisipasi dampak buruk dari pandemi.

Upaya agresif dari pemerintah lewat program vaksinasi telah menghasilkan penurunan signifikan dalam kasus baru, yang saat ini termasuk terendah di kawasan ini, Hal itu turut membantu mengangkat kepercayaan bisnis. Dengan prospek ekonomi yang lebih menjanjikan, kata Anton, maka pengembang dan investor perlahan-lahan kembali meluncurkan rencana ekspansi mereka seperti yang terlihat pada jumlah baru peluncuran, khususnya di perumahan.

Misalnya, Sinarmas Land, Summarecon dan Alam Sutera baru-baru ini yang menambahkan cluster perumahan baru di kota-kota unggulan di Serpong dan Bogor untuk melayani pertumbuhan permintaan dari kaum milenial.

Beberapa dari pengembang ini bekerja sama dengan pengembang luar negeri, terutama dari Jepang untuk membangun proyek mereka. Sementara itu, KIIC yang dikembangkan oleh Sinarmas Land dan Itochu baru-baru ini menambahkan 105 hektar lahan lagi di kawasan industri mereka untuk memenuhi permintaan yang berkembang dari e-commerce, logistik serta perusahaan otomotif.

Perkembangan Pusat Data

Savills International juga melihat peningkatan tingkat aktivitas di pengembangan data center di beberapa kota besar khususnya di sekitar wilayah Jabodetabek dan Batam. Menyusul peluncuran proyek pusat data oleh Princeton Digital Group, Pure DC dan STT GDC awal tahun ini di Jakarta.

“Selain itu, perusahaan asing lainnya juga telah mengumumkan bahwa mereka akan membangun proyek baru di Pulau Batam,” ungkap Anton.

Ini termasuk Data Center First dari Singapura dan GDS dari China, yang baru-baru ini mengumumkan proyek pertama mereka di daerah Nongsa. Batam. Kawasan Nongsa telah muncul sebagai lokasi populer untuk pusat data serta fasilitas industri/logistik karena letaknya yang strategis dekat dengan Singapura dan infastrukturnya yang relatif bagus.

Selain itu, berbagai insentif pajak diberikan kepada perusahaan dan investor di Batam (karena statusnya sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Kawasan Ekonomi Khusus) terus memikat bukan hanya domestik tetapi juga perusahaan asing untuk berinvestasi di Pulau Batam. (MRI)