
Ilustrasi hunian bagi kalangan segmen menengah pendukung target pertumbuhan ekonomi (Foto: Istimewa)
Jakarta – Pemerintah harus mengawal penguatan daya beli masyarakat, khususnya di segmen kelas menengah, guna mengejar target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sebesar 8%.
“Ketika Presiden menegaskan untuk mengejar target ekonomi tahun 2025 sebesar 8%, kami yakin properti dapat menyumbang pertumbuhan itu. Sepanjang segmen middle market diberi kesempatan untuk bertumbuh,” tegas President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi, dalam Konferensi Pers peluncuran kawasan terbaru Summarecon Tangerang, di Tangerang, Rabu, 30 Oktober 2024.
Kendati belum sepenuhnya normal, namun daya beli kelas menengah bawah pasca COVID-19 sudah mulai pulih. Sedangkan segmen pasar menengah atas jauh lebih stabil. “Walaupun belum sepenuhnya pulih, sebetulnya pasar sudah recovery. Terlihat bahwa transaksi penjualan hunian Summarecon setelah COVID-19 mendapat respons positif,” ucap Adrianto.
Insentif fiskal berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang diberlakukan seiring pandemi, kata Adrianto, merupakan kebijakan yang tepat karena mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Tidak hanya itu, kebijakan PPN DTP mampu menumbuhkan produktivitas sektor industri ikutan lainnya. “Industri properti merupakan salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional karena ada 185 industri ikutan yang menempel. PPN DTP adalah kebijakan smart karena setelah properti terjual, pengembang akan melakukan aktivitas pembangunan lagi sehingga 185 sektor industri ikutan bakal bergerak,” kata Adrianto.
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan penyediaan 3 juta rumah per tahun, dengan rincian 1 juta rumah di perkotaan dan 2 juta rumah yang akan dibangun di wilayah pesisir dan pedesaan. Adrianto menegaskan, target penyediaan 3 juta rumah per tahun merupakan program yang patut didukung semua pihak.
“Setidaknya ada dua hal yang bagus dari pelaksanaan program 3 juta rumah. Pertama, program ini akan ikut membantu mengentaskan kemiskinan melalui penyediaan rumah murah. Kedua, program 3 juta rumah dipastikan akan mendorong aktivitas bisnis di wilayah pedesaan,” tukas Adrianto.
Pengamat properti Ali Tranghanda berpendapat, target pengembangan dua juta rumah Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bakal menggerakkan sektor riil di pedesaan. Jika selama ini pertumbuhan ekonomi berkutat di wilayah perkotaan, maka program perumahan di lima tahun mendatang akan menumbuhkan pemerataan ekonomi hingga ke desa-desa. “Program 3 juta rumah ini akan meningkatkan iklim usaha perdagangan dan sektor jasa lainnya di wilayah pedesaan. Ketika properti tumbuh di pedesaan, maka perekonomian setempat bakal ikut bertumbuh,” kata CEO Indonesia Property Watch (IPW) yang diwawancarai terpisah.