Begini Prediksi Investasi Real Estat di Asia Pasifik di 2023

Volume investasi real estat di Asia Pasifik diperkirakan akan turun sebesar 5 hingga 10% pada tahun 2023.
0
363
investasi real estat

Jakarta – Volume investasi real estat di Asia Pasifik diperkirakan akan turun sebesar 5 hingga 10% pada tahun 2023. Hal ini melanjutkan penurunan sebesar 25% secara tahunan pada 2022.

“Meskipun kawasan Asia Pasifik cenderung lebih baik karena permintaan domestik yang lebih kuat, kawasan ini tidak akan luput dari tantangan yang lebih luas,” kata Chief Research Officer Asia Pacific JLL Roddy Allan melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 28 Desember 2022.

Lebih jauh Allan mengatakan, penurunan investasi real estat disebabkan oleh kondisi ekonomi dan keuangan yang bergejolak sehingga mempengaruhi sentimen pasar.

Namun, tren sebaliknya dapat terjadi di industri perhotelan. Aliran investasi ke aset perhotelan diperkirakan meningkat 6% pada tahun 2023, melanjutkan kenaikan sebesar 10 hingga 15% pada 2022 seiring pelonggaran untuk sejumlah pembatasan akibat pandemi.

“Optimisme yang dipicu oleh ekspektasi bahwa pandemi akan segera berakhir perlahan beralih menjadi sikap kehati-hatian di tengah kekhawatiran tentang inflasi, suku bunga, dan geopolitik,” imbuh Allan.

Guna meredam tantangan di kawasan Asia Pasifik, akan ada peningkatan tekanan kepada pembuat kebijakan untuk berhati-hati dalam menyeimbangkan langkah-langkah dukungan saat ketidakpastian terus berlanjut.

Meskipun kegiatan penggalangan dana melambat, JLL mengharapkan investor akan melihat ke sektor-sektor yang memiliki potensi faktor penarik struktural dan keuntungan yang lebih tinggi.

Tujuan Investasi

Sektor yang menarik investor antara lain, pusat data, logistik, multikeluarga. Kemudian, sejumlah proyek greenfield yang terjadwal di pasar negara berkembang, termasuk India dan Asia Tenggara.

Jepang, menurut JLL, akan muncul sebagai tujuan investasi paling menarik. Salah satu penyebabnya adalah pelemahan Yen yang sejalan dengan suku bunga yang rendah. Sementara itu, status Singapura sebagai tempat berlindung yang aman dan fundamental properti yang sehat akan terus menarik modal investasi.

Selain itu, sistem kerja Australia yang sangat transparan serta karakteristik beta yang rendah dapat menarik para investor inti.

“Prospek pasar real estat Asia Pasifik untuk 2023 masih memiliki ketidakpastian yang terus berlanjut. Sementara, prospek real estat yang tampak menantang dalam jangka pendek juga menghadirkan banyak peluang. Gangguan terhadap ekonomi akan relatif singkat, dan pelaku pasar harus berpikir untuk melampaui periode ini dengan memanfaatkan peluang yang ada di depan,” pungkas Allan. (SAN)