Negosiasi Trump Tariff, Delegasi RI Temui USTR

Delegasi RI melakukan negosiasi Trump Tariff (Foto: Kemenko Perekonomian)
Jakarta – Delegasi RI melakukan negosiasi Trump Tariff (tarif perdagangan AS) bersama Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR), pada Kamis, 17 April 2025. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menetapkan Kebijakan Tarif Resiprokal yang dikenakan terhadap impor barang ke Amerika Serikat (AS).
USTR adalah lembaga yang bertanggung jawab melakukan koordinasi kebijakan perdagangan internasional AS, tarif komoditas, dan merupakan negosiator perdagangan utama untuk AS dalam semua perjanjian perdagangan dan investasi bilateral, regional, dan multilateral. Lembaga tersebut menjadi pihak AS pertama yang didatangi oleh perwakilan semua negara dalam melakukan negosiasi tarif dengan AS.
Dalam pertemuan dengan Ambassador Jamieson Greer, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan tawaran dan permintaan dari Pemerintah RI untuk merespons penerapan Trump Tariff. “Sebagai sesama negara demokratis terbesar, Indonesia dan AS terbuka untuk kerja sama yang saling menguntungkan, khususnya kerja sama untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ucap Menko Airlangga, dalam keterangan pers yang dikutip Sabtu, 19 April 2025.
Sebagai salah satu negara yang mendapat kesempatan lebih awal untuk melakukan negosiasi terhadap Kebijakan Tarif Resiprokal AS, pihak USTR mengapresiasi langkah strategis yang diambil oleh Pemerintah RI, terutama terhadap gestur penyesuaian regulasi domestik mengenai kegiatan ekspor dan impor. “Kami sangat mengapresiasi langkah yang ditawarkan Indonesia. Saat ini AS tengah berfokus pada perluasan pasar dan penguatan ekonomi dalam negeri, dan kami melihat peluang yang besar untuk bekerja sama dengan Indonesia,” ujar Greer.
Strategi RI Sikapi Trump Tariff
Menko Airlangga menyampaikan langkah strategis Indonesia dalam upaya mengajukan penurunan tarif perdagangan. Indonesia mengajukan penawaran konkret terkait upaya untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS, dengan melakukan peningkatan impor dan pembelian barang dari AS. Indonesia dapat meningkatkan pembelian barang dari AS, dengan merealokasi sesuai kebutuhan nasional Indonesia untuk pembelian produk energi (migas) dari AS, produk-produk pertanian yang selama ini diimpor dari AS (Kedelai, Gandum dll). Indonesia juga menawarkan untuk mengoptimalkan kerja sama di bidang critical minerals, dan mendorong investasi strategis dengan skema business to business (B-to-B).

Menko Perekonomian negosiasi Trump Tariff (Foto: Kemenko Perekonomian)
Di sisi lain, Menko Airlangga menyampaikan permintaan Indonesia untuk mendapatkan penurunan tarif ekspor dari Indonesia ke AS, khususnya terhadap ekspor Top-20 produk utama Indonesia. Selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor (produsen barang sejenis dengan ekspor Indonesia ke AS). Indonesia berharap, justru melalui kebijakan yang baru ini akan mendapatkan tarif yang lebih rendah sehingga lebih kompetitif terhadap barang produk ekspor Indonesia dalam memasuki pasar AS.
Ambassador Greer merespons positif penawaran dan permintaan yang disampaikan Indonesia, dan menyepakati untuk membahas secara teknis antara Tim Teknis dari Indonesia dengan pihak USTR. Secara khusus, Ambassador Greer menugaskan Sarah Ellerman (Assistant USTR for Southeast Asia and the Pacific) untuk mengkoordinasikan pembahasan teknis dengan Indonesia.
Kedua pihak menyepakati segera membahas secara intensif dan menargetkan untuk dapat menyelesaikan negosiasi dan pembahasan kerja sama bilateral Indonesia dengan AS terkait Trump Tariff dalam waktu 60 hari ke depan. Sebagai langkah konkret, Sarah Ellerman langsung mengundang Tim teknis Indonesia pada Jumat (18/04) untuk langsung membahas mengenai format, mekanisme dan jadwal negosiasi. (BRN)