Daya Tahan Perekonomian RI Tahun 2022 Stabil

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyebut daya tahan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2022 masih terjaga dan relatif baik.
0
430

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut daya tahan perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2022 masih terjaga dan relatif baik. Utamanya karena adanya permintaan dan produksi yang cukup kokoh dari setiap sektor.

“Ini tentu memberikan suatu optimisme kepada kita semuanya. Ada confidence, namun kita hati-hati, karena memang imbas dan gelombang gejolak dunia sangat dahsyat,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers: Realisasi APBN 2022, Selasa, 3 Januari 2023.

Selain itu, penguatan pemulihan perekonomian juga membuka terciptanya kesempatan kerja dan menurunkan tingkat penduduk miskin di Indonesia. Tercatat, hingga Maret 2022 jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun dari 26,5 juta jiwa menjadi 26,2 juta jiwa atau turun dari 9,71 persen menjadi 9,54 persen.

“Ini sangat baik dari sisi kualitas pemulihan ekonomi. Yaitu mampu menciptakan kesempatan kerja baru sehingga mereka yang terkena dampak pandemi kembali bisa bekerja dan membaik lagi,” ujar Sri Mulyani.

Dari sisi inflasi, hingga akhir tahun 2022 Indonesia berada di angka 5,5 persen atau relatif modes dibandingkan dengan semua negara baik di G20 maupun di ASEAN-5 dan ASEAN-6.

“Ini adalah salah satu prestasi yang sangat baik. Bagaimana Pemerintah dan Bank Indonesia terus melakukan policy mix antara kombinasi langkah-langkah Pemerintah untuk terus menjaga tingkat harga.  Termasuk menggunakan APBN dengan memberikan subsidi untuk stabilisasi yang luar biasa besar untuk tahun 2022,” ucapnya.

DPK Perbankan

Dari sisi perbankan, Menkeu juga menyampaikan bahwa perbankan Indonesia terus menunjukan tren normalisasi, dimana Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.

“Ini adalah kenaikan DPK yang cukup tinggi sejak terjadinya covid tahun 2020. Pertumbuhan DPK di angka 9,4. Ini menggambarkan kegiatan ekonomi masyarakat mulai (meningkat) sehingga mereka mulai menggunakan dana yang ada di perbankan untuk kegiatan. Baik kegiatan ekonomi maupun sosial lainnya,” tukas Menkeu.

Selain itu, surat berharga negara Indonesia juga relatif dalam situasi yang cukup stabil, dan depresiasi nilai tukar rupiah juga relatif moderat. Dari sisi penjualan kendaraan juga mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi mencapai 26,9 persen. Serta PMI manufaktur Indonesia yang masih terus meningkat bahkan sedikit lebih baik pada akhir tahun di angka 50,9.

“Harga-harga di sektor manufaktur juga mengalami penurunan, terutama pada bulan November. Ini sangat bagus dari sisi probabilitas sektor manufaktur kita diharapkan tetap bisa resilien,” tukasnya. (BRN)