Jakarta – Proyeksi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air pada tahun 2023 mencapai 3,5 juta hingga 7 juta pelancong. Optimisme ini seiring perkembangan sektor pariwisata yang menunjukkan kurva peningkatan yang signifikan.
“Dengan meningkatnya kualitas dan jumlah realisasi kunjungan wisman pada 2021 sebesar 1,65 juta pengunjung dan (proyeksi) 2022 sebesar 1,8 hingga 3,6 juta kunjungan. Maka pada 2023, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan sebesar 3,5 sampai 7 juta kunjungan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, dalam keterangan pers, Senin, 22 Agustus 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per Juni 2022 kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama tidak kurang dari 350 ribu orang. Jumlah tersebut naik sekitar 2.000 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu Mei 2022, pertumbuhannya meningkat 62,69 persen. Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara diharapkan semakin meningkatkan geliat ekonomi dan terbukanya lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air.
“Secara akumulatif jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari-Juni 2022 sudah hampir 750 ribu atau naik hampir 1.000 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021,” kata Menparekraf Sandiaga.
Kenaikan ini seiring peningkatan tingkat hunian kamar atau okupansi hotel pada Juni 2022 yakni 50 persen lebih atau naik 11,7 persen ketimbang Juni 2021.
Tren pertumbuhan industri pariwisata ini terjadi pasca pandemi. Wisatawan mengedepankan konsep personalize, customize, localize, dan smaller in size, serta penerapan protokol kesehatan di setiap destinasi dan sentra ekonomi kreatif. Industri pariwisata juga telah memenuhi standar CHSE.
Tren Ekspor Ekraf
Tidak hanya peningkatan jumlah wisatawan, ekspor ekonomi kreatif (ekraf) dan digital juga mengalami pertumbuhan signifikan. Nilai ekspor ekonomi kreatif cenderung stabil selama 2017-2020, namun mengalami peningkatan pada tahun 2021.
Nilai ekspor ekraf pada akhir tahun 2020 mencapai USD18,78 miliar. Angkanya mengalami peningkatan di tahun 2021 menjadi USD 23,9 miliar atau sebesar 10 persen dari total nilai ekspor nasional. Kontribusi ekspor ekonomi kreatif terbesar berasal dari komoditi fesyen sebesar 61,6 persen, 31,3 persen dari komoditi kriya dan 6,9 persen dari komoditi kuliner.
Tren ekspor ekraf yang melesat di tahun 2021 akan terus berlanjut hingga 2022. Adapun proyeksi ekspor ekraf tahun ini mencapai USD 25,14 miliar. Fokus utama dalam meningkatkan ekspor ekraf adalah di tiga komoditas yaitu fesyen, kriya dan kuliner.
“Namun tidak menutup kemungkinan adanya pembinaan terhadap komoditas lain sesuai dengan tren dan permintaan pasar. Misalnya, subsektor film, musik, aplikasi dan permainan yang sedang naik daun,” katanya.
Sandiaga mengungkapkan, pihaknya juga menargetkan peningkatan jumlah startup digital. Yaitu 200 startup pada tahun 2022 dan meningkat menjadi 300 startup di tahun 2023. (BRN)