Meroket 300%, Pasokan Data Center Indonesia Duduki Peringkat ke-2

Jakarta sendiri memiliki hampir 400MW pasokan yang sedang dibangun, dengan beberapa penyedia layanan cloud hyperscale yang mendukung rencana pembangunan mandiri.
0
313
data center

Jakarta – Merujuk Data Centre Report untuk periode Q3 2022 yang dirilis Knight Frank bekerja sama dengan DC Byte, Indonesia menduduki peringkat kedua dengan pasokan data center terbesar dari 9 kota Asia Pasifik.

“Laporan terbaru kami memperkuat posisi Asia Pasifik sebagai pasar paling prospektif di industri pusat data global,” kata Fred Fitzalan Howard, Data Centre Lead APAC dalam keterangan tertulis yang diterima industriproperti.com, Kamis 24 November 2022.

Fred menjelaskan, semakin banyak bisnis yang mempercepat proses transformasi digital mereka serta berkembangnya permintaan akan layanan cloud dan latensi yang lebih rendah telah menghasilkan penyedia cloud yang mencari kolokasi dan fasilitas self-build di kota-kota yang sebelumnya diabaikan.

“Seiring dengan konsistensi dari kota-kota sekunder ini dalam memantapkan diri sebagai lokasi pusat data, peluang diharapkan akan terus muncul merger, akuisisi, dan pengembangan,” imbuhnya.

Laporan Data Centre Report berfokus pada sembilan kota yang berkembang pesat di Asia Pasifik yaitu Osaka, Melbourne, Jakarta, Manila, Hanoi, Taipei, Hyderabad, New Delhi, dan Chennai.

Didorong oleh fundamental pasar yang kuat serta naiknya tren lokalisasi fasilitas data center (pusat data), total pasokan pada kota-kota tersebut meroket melebihi 300% dari 700MW menjadi 3.000MW dalam lima tahun terakhir.

Pada kuartal ketiga 2022 sendiri, tercatat sejumlah 600MW kapasitas baru yang masuk di pasaran.

Melbourne Tertinggi

Dari sembilan kota tersebut, Melbourne, Jakarta, dan Osaka menduduki posisi tertinggi dengan pasokan masing-masing lebih dari 500MW.

Melbourne dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang menjadi pasar utama untuk pusat data, dengan operator lokal dan regional yang siap menambahkan pasokan baru hampir 450MW.

Jakarta sendiri memiliki hampir 400MW pasokan yang sedang dibangun, dengan beberapa penyedia layanan cloud hyperscale yang mendukung rencana pembangunan mandiri.

Osaka terus berkembang sebagai pasar pusat data alternatif untuk Tokyo, dengan kapasitas saat ini melebihi 250MW, dan lebih dari 250MW yang akan masuk dalam rencana pengembangan.

Di India, industri pusat data tumbuh didorong oleh kebijakan pemerintah, termasuk akses yang lebih mudah dalam penyediaan kredit dan insentif lainnya untuk meningkatkan nilai investasi pusat data.

Alhasil, kota-kota seperti Hyderabad, New Delhi dan Chennai mencatat pertumbuhan pasar pusat data yang signifikan, dengan total kapasitas sekitar 300MW hingga 400MW di berbagai lokasi.

“Sebelumnya kawasan Asia Pasifik didominasi oleh segelintir pasar ‘Tier 1’. Ini tidak lagi terjadi karena tren desentralisasi telah melihat baik hyperscaler dan operator pusat data pindah ke pasar baru. Laporan terbaru menyoroti pasar baru ini yang kami perkirakan akan terus tumbuh secara paralel dengan beberapa hub yang lebih mapan di kawasan ini,” ungkap APAC Managing Director DC Byte James Murphy. (SAN)