Ini Kota dengan Pasar Pusat Data Terbesar, Bagaimana Jakarta?

0
127
Ilustrasi Pusat Data

Jakarta – Empat Kota di Asia Pasifik, yaitu Singapura, Hong Kong, dan Sydney berada di dalam peringkat 10 besar pasar pusat data di dunia. Kini, pasar pusat data Asia Pasifik terus tumbuh dengan pesat dan akan menjadi kawasan pusat data terbesar di dunia pada dekade mendatang.

“Prospek Asia Pasifik sangat positif. Banyak perusahaan multinasional yang membutuhkan peningkatan lebih lanjut di layanan cloud (atau antar lintas layanan cloud) serta  banyaknya permintaan dari sektor pemerintahan yang menggalakkan akses layanan online. Baik pasar mapan maupun pasar berkembang akan terus menerima permintaan kebutuhan kapasitas berskala besar dari pasar,” kata  Managing Director, Jepang & Korea, dan Kepala Grup Praktik Pusat Data Asia Pasifik di Cushman & Wakefield, Todd Olson dalam keterangan resmi yang diterima industriproperti.com, Kamis, 20 Januari 2022.

Menurut laporan 2022 Data Centre Global Market Comparison terbaru dari Cushman & Wakefield, total konstruksi terus bertumbuh secara global, dengan 4,1 gigawatt (GW) saat ini sedang dibangun di kawasan yang dicakup di dalam studi. Angka itu naik dari 2,9 GW pada studi sebelumnya dan 1,6 GW pada tahun sebelumnya. Klien-klien terbesar terus membutuhkan pengembangan yang lebih besar sehingga kompleks 100 megawatt menjadi semakin umum.

Kawasan pusat data terbesar di dunia, Virginia Utara, kembali menempati posisi teratas klasemen keseluruhan dalam tiga tahun berturut-turut. Seiring dengan proses konstruksi yang solid, kawasan ini menawarkan konektivitas yang sangat baik. Selain itu, insentif yang menarik dan biaya daya yang rendah juga menjadi tawaran konektivitas yang baik di Virginia Utara.

Singapura berada di puncak peringkat Asia Pasifik (peringkat ke-2 secara global), naik dua peringkat secara global dari tahun 2021, sementara Hong Kong berada di peringkat ke-2 di Asia Pasifik (peringkat ke-6 secara global), bergabung kembali dengan 10 besar setelah absen tahun lalu. Dan melengkapi tiga besar Asia Pasifik adalah Sydney (peringkat ke-8 secara global).

Bagaimana dengan Jakarta?

Pasar sekunder juga terus berkembang dengan pesat. Alhasil, banyak yang akan langsung melompat ke ukuran pasar primer dalam tiga sampai lima tahun ke depan. Ini termasuk Jakarta, Osaka, Seoul, dan beberapa kawasan inti di seluruh India, dengan pasar tersier baru mulai bermunculan.

Hyperscaler adalah kekuatan pendorong di balik ini. Pasalnya, perusahaan yang berbasis di AS dan China bersaing menyerap pangsa pasar secara regional. Dengan demikian, ada kebutuhan yang luar biasa untuk kapasitas hyperscale baru di seluruh bidang. Pemakai terbesar ingin mengembangkan cakupannya di seluruh wilayah.

“Sementara itu, pasar pusat data Indonesia melompat ke status pasar utama dalam dua tahun terakhir. Jakarta khususnya diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat untuk dua tahun ke depan,” ucap Director, Industrial & Land Sales, Indonesia, Wira Agus.

Wira menjelaskan, secara lokal, sebagian besar kawasan ini melewatkan fase colocation perantara. Sebab, lima layanan cloud utama akan beroperasi pada awal 2022, menawarkan sebagian besar penyewaan pusat data baru di Jakarta.

Aktivitas pasar di Indonesia saat ini sebagian besar oleh pengembangan dan pembangunan lahan kosong oleh layanan cloud utama tersebut. Hanya sedikit transaksi di fasilitas yang sudah beroperasi karena kurangnya ketersediaan aset tersebut.

“Dengan demikian, akan terjadi persaingan yang menarik untuk bisnis pusat data di tahun-tahun mendatang. Dengan perusahaan dan pelanggan yang mereka layani semakin meningkat dalam hal kebutuhan dan kecanggihan.” Imbuh Wira.  (SAN)