Sekolah Semanggi Gali Potensi Jakarta Kota Global

Ketua BKTKP PII Soelaeman Soemawinata pada Sekolah Semanggi (Foto: Istimewa)
Menurut Tri Indrawan, saat ini jangan berpikir dengan pola-pola lama. Jika asetnya memiliki nilai komersial yang memiliki benefit dan manfaat ekonomi yang besar jangan berpikir tak bisa dimanfaatkan karena RTH-nya tinggi. “Kita manfaatkan, bahkan harus bisa ditingkatkan penggunaannya. Karena kita konsepnya benefit, dan teman-teman swasta melihatnya profit. Jika proposal penawarannya memberikan benefit tinggi, maka bisa juga harganya dibawah harga pasar. Tapi kita tetapkan pengelolaannya memberikan benefit seluas-luasnya bagi masyarakat, dampak ekonominya,” tegasnya.
Sekolah Semanggi Beri Wawasan Baru
Presiden Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) Indonesia, Andira Reoputra, menyebut Sekolah Semanggi Batch II ini bisa menyajikan wawasan pengetahuan baru. Direktur Utama Pembangunan Sarana Jaya, BUMD DKI Jakarta itu menuturkan, Sekolah Semanggi bertujuan mengembangkan gagasan Jakarta sebagai kota global. Selain itu, kegiatan ini bisa memberikan ide dan embrio baru terkait peluang baru untuk mengembangkan Jakarta menjadi kota global.
Andira mengaku senang dengan tema Sekolah Semanggi Batch II ini dan semoga ada pengetahuan baru bagi peserta untuk membuka akses yang diinginkan. Apalagi, sebagai developer atau swasta tentunya mengalami keterbatasan dalam memperoleh lahan. “Seperti di Sarana Jaya, ada beberapa proyek kita merupakan aset negara dan daerah yang diformulasikan dengan konsep BOT (Build, Operate and Transfer) juga Build-Transfer-Operate (BTO),” tegasnya.

Presiden EAROPH Indonesia Andira Reoputra pada Sekolah Semanggi (Foto: Istimewa)
Ketua Badan Kejuruan Teknik Kewilayahan dan Perkotaan Persatuan Insinyur Indonesia (BKTKP PII), Soelaeman Soemawinata, menyatakan setelah tak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta harus dipersiapkan menjadi kota global dan pusat pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, Jakarta harus mampu meningkatkan daya saingnya sebagai pusat finansial dan investasi dunia.
“Secara teori ada delapan syarat yang harus dipenuhi Jakarta untuk menuju kota global. Saat ini yang sudah terpenuhi baru tiga syarat, yaitu populasi yang besar, adanya perusahaan multinasional dan dominasi ekonomi nasional,” ungkap Soelaeman Soemawinata, yang juga ketua kehormatan Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI).
Sedangkan syarat yang belum dipenuhi Jakarta sebagai kota global, yaitu terkait belum seragamnya pembangunan (Hi Degree of Urban Development). Kemudian unsur significant and globalized financial sector tidak ada. Selanjutnya unsur well developed transportation infrastructure yang kurang maksimal dan tidak simpel, serta globally influential output of ideas; innovations, or cultural products.
“Jakarta akan tetap strategis terlebih karena berperan sebagai kota global. Sebagai kota terbesar di Indonesia, peran Jakarta akan tetap eksis karena terdapat banyak institusi keuangan dan kantor pusat perusahaan multinasional,” tegasnya kepada peserta Sekolah Semanggi Batch II. (BRN)