Serapan Rumah Tapak Terus Berlanjut

0
359
Ilustrasi Pembelian Rumah Tapak

Jakarta – Penyerapan rumah tapak di kawasan Jabodetabek (Jakarta – Bogor – Tangerang – Depok – Bekasi) masih terus berlanjut sepanjang 2021. Bersama dengan subsektor pergudangan logistik dan pusat data, rumah tapak terbukti tangguh di masa sulit seperti saat ini.

“Ini periode yang menantang bagi sebagian besar pasar properti di Jabodetabek. Namun demikian, beberapa sektor terbukti tangguh, khususnya pergudangan logistik, pusat data atau data centre dan rumah tapak. Ketiga sektor ini berpotensi untuk terus menjadi daya tarik bagi investor lokal dan asing,” jelas Country Head JLL Indonesia, James Allan dalam Media Briefing secara daring, Rabu, 26 Januari 2022.

Pada kesempatan yang sama, Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto menambahkan, minat pasar terhadap rumah tapak terbukti masih cukup tinggi. Hal ini terlihat dari respon positif pasar terhadap produk-produk baru yang diluncurkan oleh pengembang.

Program pemerintah seperti insentif PPN dan relaksasi LTV, disertai dengan berbagai promosi dan penawaran cara pembayaran yang fleksibel oleh pengembang juga mendorong tingginya penjualan rumah tapak. Beberapa kawasan perumahan yang sebelumnya tidak aktif pun ikut berkontribusi dalam memasarkan produk-produk mereka.

“Kawasan perumahan dengan fasilitas lengkap dan sudah berkembang menjadi daya tarik pembeli. Kelanjutan insentif PPN untuk pasar properti diharapkan dapat meningkatkan sentimen positif di sektor perumahan,” kata Vivin.

Media Briefing JLL Indonesia

Media Briefing JLL Indonesia (Foto: Istimewa)

Di Bawah Rp1,2 M

Minat pasar terhadap rumah tapak terbukti masih cukup tinggi bahwa ketika para pengembang mengeluarkan produk baru tetap mendapatkan respon positif dari pasar. Salah satu penyebabnya adalah permintaan rumah tapak sebagian besar adalah pengguna akhir atau end user.

Selain itu, ada faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan, seperti keterjangkauan harga yang membuat sektor ini tetap memiliki performa yang baik. Dalam hal ini, hampir 70 persen produk yang terjual di Triwulan II-2021 memiliki harga di bawah Rp1,2 miliar.

Berdasarkan data JLL Indonesia, sepanjang 2021 ada kurang lebih 6.800 m2 pasokan rumah tapak dengan cumulatif sales rate sebesar 89 persen. Sementara itu, stok rumah yang tersedia di pasar ada sebanyak kurang lebih 41.400 unit.

“Kami melihat dengan permintaan yang cukup tinggi ini, pengembang akan terus aktif meluncurkan produk baru. Di Semester II-2021 terdapat satu perumahan skala besar di wilayah Bogor,” pungkas Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim.  (SAN)