Wow! Volume Investasi Properti Diprediksi Tembus USD200 Miliar
Jakarta – Konsultan real estat global JLL memperkirakan volume investasi properti Asia Pasifik tahun 2022 akan mencapai sekitar USD200 miliar. Angka tersebut 15 persen lebih tinggi dari perkiraan volume investasi properti Asia Pasifik tahun 2021, yang saat ini telah mencapai USD162-169 miliar.
“Pasar real estat Asia Pasifik pada 2022 akan lebih kuat dari tahun sebelumnya, karena investor mempertahankan pandangan bullish mereka dan aktivitas persewaan yang akan terus membaik,” kata Chief Executive Officer, Asia Pasific, JLL, Anthony Couse dalam keterangan resmi yang diterima industriproperti.com, Rabu, 29 Desember 2021.
Pasar properti komersial Asia Pasifik akan lebih stabil pada tahun 2022 seiring percepatan kegiatan investasi dan sewa. Menurut JLL, pada tahun 2022 beberapa hal akan mendorong peningkatan aktivitas investasi dan mendukung pemulihan berkelanjutan di sektor leasing pada seluruh kelas asset.
Termasuk menguatnya pasar perkantoran dan permintaan yang tinggi untuk fasilitas logistik modern. Selain itu, pertumbuhan berkelanjutan dari sektor alternatif seperti pusat data dan life science.
“Hal ini jelas, bahwa perjalanan pemulihan ekonomi tidak tanpa hambatan. Namun kami mendengarkan klien kami mengatakan bahwa mereka meyakini untuk masa depan pekerjaan berbasis kantor. Sentimen investor positif, walaupun masih ada ketidakpastian yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan di tahun mendatang,” jelas Couse.
JLL memperkirakan volume modal yang menargetkan real estat akan tetap stabil sepanjang tahun 2022. Investor akan mengerahkan lebih banyak dana untuk investasi oportunistik di pasar seperti Cina dan Jepang.
Pada 2022, pasokan pasar perkantoran Asia Pasifik akan bertambah 6,9 juta meter persegi, naik 13 persen dari tahun 2021. JLL pun memperkirakan tingkat penyerapan bersih akan meningkat 20 persen tahun depan, didorong oleh ekspansi sektor keuangan, teknologi, dan ruang fleksibel.
Pergudangan
Stok pergudangan premium ditargetkan tumbuh 17 persen antara tahun 2021-2022. Ini merupakan pertumbuhan tercepat yang pernah tercatat, dengan pasokan 20,8 juta meter persegi. Sebagai dampak dari meningkatnya realokasi saham dan portofolio, JLL memprediksi investasi logistik akan mencapai USD60 miliar pada tahun 2025.
Investasi perhotelan juga akan meningkat 30 peren pada tahun depan, mencapai US$ 9 miliar, berkat kepercayaan yang mulai pulih di sektor industri perhotelan.
Permintaan dari investor dan penghuni pusat data akan terus bertumbuh tahun depan. Pasar cloud hyperscale akan naik 400 persen dari USD37 miliar tahun ini menjadi USD179 miliar pada tahun 2026. Hal ini akan menciptakan permintaan terhadap real estate untuk mendukung ekspansi.
Ketika sektor life science masih ideal bagi sebagian investor di Asia Pasifik, kawasan ini akan menawarkan beragam peluang dalam hal lokasi dan kelas aset karena permintaan penghuni terus tumbuh di tahun 2022.
“Pasar real estat di Asia Pasifik telah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2021. Sementara tahun 2022 akan membawa beberapa risiko, investor dengan pandangan jangka panjang tetap yakin dengan tren sekuler yang akan mendorong permintaan di wilayah ini. Urbanisasi yang terus berlangsung; peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan kelas menengah; serta akselerasi sektor e-commerce. Semua ini menunjukkan peluang bagi investor,” kata Chief Research Officer, Asia Pasific, JLL,Roddy Allan. (SAN)