Simak! Dua Subsektor Properti Ini Jadi Incaran Investor

Dua subsektor properti yang menjadi incaran investor, antara lain pergudangan modern dan rumah tapak.
0
398
investor properti

Jakarta – Industri properti Indonesia masih terlihat seksi bagi investor asing karena potensi sosioekonominya. Dua subsektor properti yang menjadi incaran investor, antara lain pergudangan modern dan rumah tapak.

“Selain sektor properti tradisional seperti pergudangan modern dan rumah tapak, sektor properti alternatif seperti pusat data (data centre), pendidikan dan kesehatan juga merupakan sektor yang dilirik oleh para pelaku bisnis properti,” papar Country Head JLL Indonesia, James Allan dalam keterangan tertulisnya yang diterima industriproperti.com, Kamis, 27 Oktober 2022.

Allan menjelaskan, Jakarta masih menjadi pintu utama untuk berinvestasi di Indonesia, pembangunan ruas jalan tol baru dan jalan tol luar kota. Harapannya, dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan properti di kota-kota lainnya.

Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menambahkan, tingkat hunian sektor perkantoran berada di angka 72% untuk kawasan CBD dan 74% untuk kawasan Non-CBD, mengingat jumlah permintaan yang masih terbatas.

“Terdapat satu gedung kantor Grade A di koridor Rasuna Said yang selesai pembangunannya di triwulan ketiga ini. Sehingga tersisa tiga gedung di kawasan CBD yang diperkirakan beroperasi pada triwulan terakhir 2022,” kata Yunus.

Selesainya pembanguan gedung tersebut berpotensi menambah pasokan sektor perkantoran sekitar 225 ribu meter persegi. Sedangkan untuk kawasan Non-CBD akan bertambah sebanyak 130 ribu meter persegi hingga akhir tahun ini.

Ritel

Adapun peritel di pusat perbelanjaan tetap terlihat aktif akibat pelonggaran PPKM. Alhasil, pusat perbelanjaan memperoleh izin beroperasi secara penuh serta tingkat kunjungan pada pusat perbelanjaan khususnya kelas menengah dan atas yang tetap mendukung pertumbuhan sektor ritel.

Penyerapan pada triwulan ini sebagian besar dari pasokan relatif baru seperti Pondok Indah Mall 3 dan AEON Mall Tanjung Barat. Sektor makanan dan minuman serta fashion masih mendominasi aktivitas peritel. Tingkat hunian masih relatif stabil di angka 88%.

Untuk subsektor kondominium, memasuki triwulan ketiga, aktivitas penjualan secara umum masih melanjutkan tren yang terlihat selama pandemi. Tren pelemahan dari sisi penjualan masih berlanjut sehingga ikut mempengaruhi pertumbuhan harga yang terpantau tetap stagnan.

“Akibat dari permintaan yang terbatas, pengembang masih memilih untuk berhati-hati dalam meluncurkan proyek baru mengakibatkan terbatasnya unit kondominium baru yang diluncurkan,” tutur Yunus. (SAN)