Tren Positif Industri Properti Bakal Berlanjut

Tren positif tersebut salah satunya berkat terbitnya sejumlah stimulus yang bergulir di sepanjang 2021.
0
817
Ilustrasi Industri Properti

Jakarta – Laju putaran roda industri properti yang semakin kencang di tahun 2021 dapat terus berlanjut di 2022. Tren positif tersebut salah satunya berkat terbitnya sejumlah stimulus yang bergulir di sepanjang 2021.

“Tren ini bahkan akan terus naik pada tahun 2022. Beberapa indikator dari semakin naiknya properti salah satunya adalah di saat penyaluran kredit lainnya sedang menurun. Tapi KPR itu justru meningkat. Karena juga tidak terlepas adanya stimulus dari pemerintah untuk kebijakan mengenai PPN,” jelas Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi dalam Webinar Outlook Property Nasional 2022 – KADIN DKI Jakarta, Rabu, 22 Desember 2021.

Sektor properti, imbuhnya, masih menjadi primadona terutama untuk segmen landed house dan low price apartemen. Terlebih pemerintah sekarang memiliki komitmen yang kuat terhadap pengembangan perumahan rakyat.

“Kondisi ini menjadi angin segar bagi pelaku usaha di sektor properti. Selain itu, Kadin Jakarta juga berharap sektor properti menjadi salah satu lokomotif dalam pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Tren properti yang terus naik, kontribusi sektor properti terhadap perekonomian nasional dapat terus meningkat. Tentunya, hal ini harus ada komitmen dan dorongan yang kuat baik dari pemerintah dan pelaku usaha.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat (DPP) REI, Amran Nukman HD menambahkan, tren positif industri properti dapat terus berlanjut jika insentif pemerintah di 2021 terus berlanjut tahun depan.

“Contoh misalnya penerapan PPN yang ditanggung pemerintah baik sekarang 100 persen maupun 50 persen kalau bisa diperpanjang sampai akhir 2022. Kemudian kebijakan restrukturisasi hutang juga kalau masih bisa dilanjutkan itu sangat membantu. Kemudian suku bunga kalau masih bisa diturunkan, tapi paling tidak bisa dipertahankan dengan rate yang sekarang berlaku,” tegas Amran.

Tantangan

Industri properti masih menghadapi tantangan yang berat sepanjang 2021. Implikasi dari perlambatan proses pemulihan ekonomi terlihat di sektor perumahan menyebabkan pengembang memilih untuk lebih berfokus pada penjualan stok rumah yang belum terjual.

Selain itu, konsumen memilih untuk menahan melakukan konsumsi. Ini terlihat dari indeks penjualan ritel sebesar 12,91 persen (YoY) mengalami penurunan dan dana pihak ketiga yang terhimpun di bank mengalami kenaikan. Perbankan juga masih sangat berhati-hati dalam penyaluran kredit.

Sementara itu, CEO dan Founder Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengungkapkan, tahun 2022 akan lebih menantang bagi industri properti. Pasalnya, ada beberapa isu yang dapat menjadi kontra produktif bagi pertumbuhan industri properti.

“Ada isu-isu yang jangan sampai isu ini kontra produktif menghambat pertumbuhan properti yang sudah on the track,” ujar Ali.

Kemudian, ada isu pemberian tax amnesty di 2022 yang belum tentu memberikan sumbangsih pertumbuhan. Selain itu, muncul pula isu kenaikan pajak kendaraan, PBB, NJOP dan suku bunga acuan (BI Rate) tahun depan.

“Ini isu-isu pasar yang pemerintah mesti waspadai. Pengembang pun jangan sampai lengah dan mesti antisipasi kalau ada kebijakan yang kontraproduktif,” kata Ali.

Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Personal Lending Division (NSLD) Bank BTN Suryanti Agustinar mengatakan, perpanjangan stimulus akan menjaga momentum pertumbuhan. Berbagai program stimulus dan penurunan LTV memicu tumbuhnya KPR secara nasional sepanjang pandemi.

“Perpanjangan berbagai program ini akan mampu mendorong tumbuhnya industri perumahan di 2022,” tutup Suryanti. (SAN)