Presidensi G20, PDB Indonesia Tambah Rp 7 Triliun

Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia berpeluang menambah PDB sebesar Rp 7,47 triliun, konsumsi domestik Rp 1,7 triliun, dan menyerap 33 ribu tenaga kerja.
0
199

Jakarta – Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia berpeluang menambah Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 7,47 triliun, konsumsi domestik Rp 1,7 triliun, dan menyerap 33 ribu tenaga kerja. Setelah Presidensi G20, Indonesia juga akan menjadi Chairmanship ASEAN pada 2023 mendatang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, ini merupakan momentum berharga bagi Indonesia. “Secara ekonomi, hal ini akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Menko Airlangga dalam webinar Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) bertema “Presidensi G20 Indonesia: “Tantangan, Kesempatan, dan Peran Masyarakat Indonesia”, Jumat, 17 Desember 2021.

Selain memberi keuntungan pemulihan ekonomi nasional, Menko Airlangga menyampaikan, peranan Indonesia penting menjembatani keberagaman dalam Forum G20. Indonesia yang memiliki falsafah musyawarah dan mufakat diharapkan bisa menjembatani antar berbagai kelompok negara.

“Masyarakat dunia sedang menunggu Presidensi G20 Indonesia untuk mengambil kebijakan yang berwawasan ke depan. Kebijakan itu bersifat inklusif dan langkah-langkah konkret di luar narasi politik,” ungkap Menko Airlangga.

Presiden Joko Widodo berharap G20 sebagai platform kerja sama ekonomi dengan tiga sektor. Adapun ketiga sektor itu yakni arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi melalui digitalisasi, dan transisi menuju energi yang berkelanjutan.

“Kita merasakan manfaat teknologi digital di berbagai sektor, dan tentunya kita akan terus mendorong sektor-sektor yang dapat menjadi mesin-mesin pertumbuhan baru sebagai nilai  dari ekonomi digital sendiri,” kata Menko Airlangga.

Menurut Airlangga, masyarakat dunia berharap Indonesia mampu melahirkan terobosan baru. Termasuk di sektor transisi energi melalui adopsi teknologi yang terjangkau, mekanisme pembiayaan bersama, dan prioritas transisi energi berkelanjutan.

“Kita akan melibatkan peran serta ilmuwan dan akademisi yang tergabung dalam Think 20 dan Science 20 yang bisa berkontribusi ke tiga bidang, dan transisi energi,” tutur Menko Airlangga. (BRN)