Bank Mandiri Catat Pertumbuhan Kredit dan Laba Bersih di Triwulan I

Foto; Rinaldi/IPro
JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencetak laba bersih secara konsolidasi sepanjang triwulan I-2022 mencapai Rp10 triliun atau tumbuh hingga 70 persen (year on year/yoy). Kinerja yang baik tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit yang secara konsolidasi naik 8,93 persen (yoy) menjadi Rp1.072,9 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengungkapkan dalam tiga bulan pertama 2022 Bank Mandiri berhasil menangkap momentum pertumbuhan ekonomi dan mencatat kinerja positif.
Menurutnya, pertumbuhan kredit Bank Mandiri telah merata di berbagai segmen. Segmen wholesale yang menjadi core competence Bank Mandiri mampu tumbuh 7 persen secara (yoy), atau mencapai Rp549,8 triliun di akhir Maret 2022.
Pertumbuhan kredit ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan yang sebesar 6,6 persen (yoy). Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri menembus Rp1.269,0 triliun atau tumbuh 7,42 persen (yoy).
“Sementara berkat implementasi bisnis ke arah digital pertumbuhan kredit ritel Bank Mandiri juga mampu menorehkan pencapaian positif,” ujarnya dalam paparan kinerja yang ditulis Jumat (6/5/2022).
Tercatat, total kredit ritel Bank Mandiri mencapai Rp 292,5 triliun di triwulan I, tumbuh signifikan 10,37 persen secara yoy, terutama didorong segmen mikro produktif yang tumbuh 19,69 persen yoy dan segmen small medium enterprise (SME) yang tumbuh 10,97 persen yoy.
Pencapaian segmen mikro terutama ditopang penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Mandiri sebesar Rp10,49 triliun per Maret 2022. Realisasi tersebut setara dengan 26,2 persen dari total plafon KUR yang ditugaskan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp40 triliun sepanjang tahun 2022.
“Dalam mendorong ekspansi kredit, Bank Mandiri senantiasa memprioritaskan prinsip kehati-hatian. Hasilnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kami terus membaik,” jelas Darmawan.
Sementara NPL gross secara konsolidasi mampu dijaga pada level rendah 2,66 persen per Maret 2022, menurun 49 basis poin (bps) dari posisi yang sama tahun sebelumnya.
Nilai aset Bank Mandiri di akhir triwulan pertama tahun 2022 juga tumbuh sebesar 9,47 persen secara tahunan menjadi Rp1.734,1 triliun. Menurut Darmawan, pencapaian tersebut merupakan hasil dari eksekusi strategi secara disiplin dan prudent yang dimaksimalkan perseroan dalam dua tahun terakhir.
“Berbagai inisiatif digital yang telah dilakukan turut memberikan dampak positif kepada core business perseroan termasuk memperluas akses Bank Mandiri ke pasar serta ekosistem digital,” terang Darmawan.
Lewat inisiatif tersebut, Bank Mandiri telah mampu meningkatkan efisiensi yang tercermin dari posisi rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di level 56,37 persen, jauh di bawah rata-rata industri. (MRI)