Kemampuan Digital Mumpuni Dukung Pengembangan Smart City

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan program untuk meningkatkan kapabilitas, pengetahuan, keahlian digital. Salah satunya melalui Program Digital Leadership Academy (DLA).
0
467
Menkominfo Johnny G. Plate - smart city

Jakarta – Pengembangan smart city perlu didukung dengan kemampuan digital yang mumpuni. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan program untuk meningkatkan kapabilitas, pengetahuan, keahlian digital. Salah satunya melalui Program Digital Leadership Academy (DLA).

“Salah satu aspek penting dalam mengembangkan smart city adalah dengan memiliki kemampuan di bidang digital yang mumpuni. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo mengembangkan kapabilitas, pengetahuan, keahlian digital salah satunya melalui Program DLA,” jelas Menkominfo Johnny G. Plate dalam Indonesia Smart City Conference, Forum Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan Pameran Smart City, di Tangerang, awal pekan lalu.

Menteri Johnny menjelaskan, DLA merupakan program pengembangan talenta digital tingkat lanjut atau advance digital skills yang dengan pelaksanaan oleh Kementerian Kominfo. “Bertujuan untuk memfasilitasi pelatihan digital bagi para pemimpin, baik di sektor publik maupun di sektor privat,” tandas Johnny.

Program DLA yang awal bermula di tahun 2021 itu telah memenuhi peserta sejumlah 300 orang. Pesertanya berasal baik dari sektor publik maupun sektor privat. Menkominfo berharap di tahun 2022 akan menargetkan tambahan peserta DLA sebanyak 400 orang.

Digital Leadership Academy tahun 2021 ini berhasil menggandeng kemitraan dengan empat universitas ternama di dunia, yakni Nasional University of Singapore (NUS), Tsinghua University, Harvard Kennedy School, Oxford Internet Institute,” jelas Johnny.

Ajak Pemda

Guna mendorong pengembangan kota cerdas ini dan mewujudkan agenda akselerasi transformasi digital, Menteri Johnny mengajak pimpinan pemerintah daerah baik dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk mengambil bagian dalam program DLA. Program tersebut menargetkan target mitra kerja yang saat ini hanya empat perguruan tinggi menjadi 20 perguruan tinggi ternama di dunia.

Adapun pengembangan kota cerdas melalui Gerakan Menuju 100 Smart City. Gerakan tersebut harus juga mendukung berbagai program prioritas lainnya untuk bermigrasi ke ruang digital.

“Pengembangan smart city yang optimal, khususnya dalam mendukung industri pariwisata memerlukan berbagai prasarana penunjang yang harus dipenuhi, termasuk ketersediaan jaringan listrik, infrastruktur konektivitas, sarana transportasi yang dapat diandalkan hingga sumber daya sumber daya manusia yang cakap,”  tutup Johnny.  (SAN)