Page 20 - Majalah RealEstat Indonesia Edisi Agustus 2023
P. 20

|     TOPIK  KHUSUS




                    MENANTI KEMBALINYA



            KEMENTERIAN PERUMAHAN





          PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA  (RI) TERPILIH DI 2024 DIDESAK MEMBERIKAN  PERHATIAN BESAR TERHADAP PROGRAM
          PENYEDIAAN PERUMAHAN NASIONAL.

               ehadiran kembali kementerian khusus yang fokus menanggani   Sementara urusan perumahan rakyat terabaikan. Padahal sesuai nama-
               perumahan menjadi suatu keniscayaan yang sedang ditunggu-  nya, Kementerian PUPR seharusnya juga memberikan perhatian yang
               tunggu masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder)   berimbang untuk sektor perumahan rakyat.
         Kperumahan. Hal tersebut mengemuka pada diskusi media    Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman
          bertajuk “Perkuat Kelembagaan Perumahan Rakyat!” yang diselenggara-  Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah menambahkan kementerian
          kan Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera) di Jakarta, Kamis   fokus perumahan mutlak, karena sektor perumahan berbeda dengan
          (20/7).                                              infrastruktur. Kedua hal tersebut tidak dapat disandingkan begitu saja,
             Sekretaris Jenderal Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI)   karena masalah perumahan tidak melulu urusan fisik semata.
          Hari Ganie mengungkapkan selama ini pengembang masih menghadapi   “Beragam aturan pemerintah justru selama ini terbukti mempersulit
          banyak persoalan di lapangan. Tidak hanya pengembang perumahan   sektor perumahan. Padahal, semua hal berawal dari rumah, tetapi
          menengah bawah, tetapi juga pengembang properti komersial. Terlebih   belum terlihat adanya calon pemimpin bangsa yang mengusung isu-isu
          masalah perizinan yang sampai hari ini koordinasinya tidak berjalan   perumahan,” tegasnya.
          dengan baik, meski pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Cip-  Junaidi menambahkan, saat ini Indonesia masih menghadapi
          ta Kerja (UUCK).                                     “hantu”  backlog  perumahan  (kesenjangan  antara  jumlah  rumah  ter-
             “Sejauh ini, kami masih  melihat  adanya  koordinasi yang kurang   bangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan) yang angkanya
          baik terkait urusan di sektor properti terutama perumahan baik dari   diperkirakan sudah lebih dari 13 juta unit. Tetapi nyatanya, pemerintah
          sisi  perizinan,  pembiayaan,  perpajakan  dan  lain-lain.  Oleh  karena  itu,   dalam satu dekade ini terkesan tidak fokus mengatasi persoalan backlog
          memang dibutuhkan satu kelembagaan yang kuat dan fokus,” tegas Hari   tersebut.
          Ganie.                                                  “Masalah justru timbul,  dan seperti diciptakan. Aturan regulasinya
             Menurut dia, beban kerja yang ditanggung Kementerian Pekerjaan   sering berubah-ubah dan perizinan di tiap daerah berbeda-beda.
          Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selama ini sudah terlalu berat.   Masyarakat yang ingin memiliki rumah, syaratnya juga dipersulit,” tegas
          Pasalnya, hampir semua Program Strategis Nasional (PSN) yang berkait-  Junaidi.
          an dengan pekerjaan fisik ditugaskan kepada kementerian tersebut.



































          20
          20   |  Edisi 200, Agustus 2023  |  RealEstat Indonesia   |  Edisi 200, Agustus 2023  |  RealEstat Indonesia
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25