Page 25 - Majalah RealEstat Indonesia Edisi Agustus 2023
P. 25
ASPIRASI DAERAH
REI Optimistis Industri Properti
di Batam Tumbuh 5%-10%
PD Realestat Indonesia (REI) Khusus Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang memudahkan
Batam memproyeksikan pertumbuh- pengembang. Namun justru saat ini dengan
an properti di pulau yang berdekatan adanya Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
Ddengan Singapura tersebut pada ta- dan sistem perizinan yang terpusat membuat
hun ini berada pada kisaran 5% hingga 10%. bisnis properti di Batam tidak sekencang
Hal itu dipicu pertumbuhan ekonomi di Batam dahulu.
yang tumbuh pesat sejak 2022. “Kami sih di Batam minta PTSP di Batam
Pasca pandemi, aktivitas ekonomi dan kembali dapat difungsikan seperti semula, ka-
industri di Batam yang sempat terganggu rena lebih efisien, mudah, dan transparan. Saat
kembali bergerak dinamis. Perekonomian di ini semua sektor usaha teriak karena sistem
Batam perlahan mulai menggeliat dan bangkit. perizinan malah memburuk,” jelas Achyar.
Pada tahun 2022, Batam mampu mencatatkan Menurutnya, impian pemerintah adalah
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,84% atau mewujudkan perizinan yang baik, namun apli-
tumbuh dibanding capaian pada 2021 yang kasinya tidak sesuai harapan. Salah satunya
hanya 4,75%. karena wilayah Indonesia cukup luas dan jari- ACHYAR ARFAN
“Seiring tren pertumbuhan ekonomi, sek- ngan internet serta sumber daya manusia KETUA DPD REI BATAM
tor properti di Batam juga mulai membaik dan (SDM) belum merata.
tumbuh, salah satunya dipacu sektor ekspor,” “Hingga tahun depan kami masih opti-
ujar Ketua DPD REI Batam, Achyar Arfan yang mis di Batam akan membaik meski sudah me-
dihubungi, baru-baru ini. masuki tahun politik. Kami berharap hal ini bisa
Dia berharap tren pertumbuhan ekonomi terus terjaga hingga tahun-tahun mendatang,”
di 2021 dan 2022 dapat terus berlanjut di tahun harap Achyar.
2023.
Achyar mengungkapkan, di Batam 90% Kepemilikan Hunian WNA
penjualan properti didominasi segmen komer- Terkait aturan kepemilikan properti bagi
sial. Untuk rumah tapak (landed house), rumah warga negara asing (WNA), dia menyatakan
di kisaran harga Rp300 juta hingga Rp700 juta bahwa semua aturan sebenarnya sudah jelas.
adalah yang paling laku dan paling banyak Namun ada beberapa regulasi yang masih di-
dicari. Sedangkan untuk rumah bersubsidi, di- tafsirkan berbeda-beda oleh instansi berwe-
akuinya harga lahan di Batam sudah tidak me- nang sehingga aturan kepemilikan tersebut
mungkinkan. belum berjalan optimal.
“Apartemen juga sudah mulai banyak Dia mencontohkan masih adanya instansi
dicari, meski sejak beberapa tahun terakhir cen- yang mempersyaratkan adanya KITAS, padahal
derung lesu,” ujarnya. aturan terbaru cukup hanya pakai paspor atau
Batam terletak di kawasan golden triangle Visa.
yaitu antara negara Indonesia, Singapura, dan “Mudah-mudahan cepat selesai, sehingga
Malaysia. Posisinya itu menjadi salah satu faktor regulasi kepemilikan untuk orang asing bisa
pendukung pertumbuhan harga properti di segera diterapkan. DPP REI juga terus aktif me-
pulau tersebut. lakukan sosialisasi agar menjadi panduan bagi
Meski begitu, menurut Achyar, masih semua pihak termasuk pengembang di Batam,
ada kendala bagi sektor properti di Batam. Di- karena potensi pasar pembeli asing di sini cukup
ungkapkan, jauh sebelum regulasi yang ada besar,” pungkas Achyar. (Teti Purwanti)
saat ini, Batam sudah memiliki sistem Perizinan
“Seiring tren pertumbuhan ekonomi, sektor
properti di Batam juga mulai membaik dan
tumbuh, salah satunya dipacu sektor ekspor.”
RealEstat Indonesia | Edisi 200, Agustus 2023 | 25