Page 21 - Majalah RealEstat Indonesia Edisi Agustus 2023
P. 21

TOPIK  KHUSUS     |      TOPIK  KHUSUS     |      TOPIK  KHUSUS     |




                                                                                   merintah tidak fokus mengurusi penyediaan
                                                                                   rumah rakyat.
                                                                                      “Satu dekade ini di bawah PUPR tidak
                                                                                   ada yang fokus. Pemerintah malah membuat
                                                                                   peraturan-peraturan yang tidak pernah mere-
                                                                                   ka ketahui sama sekali. Apa yang dikerjakan
                                                                                   pemerintah di sektor perumahan rakyat itu
                                                                                   kosong dan terlihat mereka bukan pelayan
                                                                                   masyarakat. Ini kayak mental penjajah,” tegas
                                                                                   Panangian.
                                                                                      Dia mengaku dapat merasakan kekecewa-
                                                                                   an besar yang dirasakan asosiasi pengembang
                                                                                   yang selama ini sudah bekerja  membantu
                                                                                   pemerintah dalam menyediakan perumahan
                                                                                   untuk masyarakat. Saat ini, ungkap Panangian,
                                                                                   ada sekitar 13 ribu perusahaan properti yang
                                                                                   masing-masing mempekerjakan sekitar 30
                                                                                   hingga 1.000 orang pekerja.
                                                                                      “Tapi pengembang ini justru tidak diberi
                                                                                   tempat yang layak oleh pemerintah. Mereka
               Ketua Umum Aliansi Pengembang Peru-  pertanahan pengembang rumah subsidi   hanya diberikan seorang selevel dirjen (direktur
            mahan Nasional (Appernas) Jaya, Andre Bang-  semakin sulit. Dalam hal pembiayaan, saat   jenderal) yang tidak powerfull untuk mengurusi
            sawan menyebutkan Kementerian PUPR terlihat   ini program BP2BT (Bantuan Pembiayaan Pe-  perumahan dan properti. Ini langkah mundur
            lemah dalam menjalankan fungsi di sektor   rumahan  Berbasis  Tabungan)  dihapus  untuk   dari yang sudah pernah dilakukan dan dicapai
            perumahan rakyat. Selain itu, kementerian yang   rumah bersubsidi tetapi justru dilanjutkan un-  pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto
            merupakan gabungan dari Kementerian PU dan   tuk rumah komersial (non-subsidi).  dulu,” ungkap Panangian.
            Kementerian Perumahan Rakyat itu juga kurang   “Ini ibarat ada peluru, tetapi tidak ada   Langkah Presiden Jokowi yang selama dua
            serius dalam mengurusi  backlog perumahan   sasarannya. Atau ada sasaran namun peluru   periode menggabungkan Kemenpera dengan
            yang jumlahnya semakin melonjak.    tidak ada. Ya akhirnya jalan di tempat,” sebut-  Kementerian PU berarti tidak menganggap
               “Kementerian PUPR terkesan kurang   nya.                            dan  menghargai kontribusi industri perumah-
            serius dalam menjalankan fungsinya di sek-                             an bagi negara ini.  Yang lebih parah, tegas
            tor perumahan. Badan dan lembaga yang   Kebijakan Kosong               Panangian, sekitar 13 ribu pengusaha properti
            dibentuk pun ternyata tidak bekerja secara   Pengamat Properti Nasional, Panangian   itu seperti kehilangan induk.
            maksimal. Badan Percepatan Penyelenggaraan   Simanungkalit berpendapat harus ada lemba-  “Banyak sekali isu (perumahan) yang orang
            Perumahan (BP3) misalnya, saat ini seolah   ga kementerian yang fokus untuk menyele-  pemerintah sendiri tidak mengerti. Jadilah
            mati suri, tidak ada action sebagaimana tujuan   saikan backlog  nasional. Sejak Kementerian   mereka  bermental  seperti  penjajah,  bukan
            pembentukannya,” kata Andre.        Perumahan Rakyat (Kemenpera) dilebur ke   mental pelayan. Inilah persoalan birokrasi di
               Appernas Jaya mendukung penuh diben-  Kementerian  PUPR  di  masa  pemerintahan   Indonesia. Kalau dibilang revolusi mental tidak
            tuknya  kembali  kementerian  khusus  yang   Presiden Joko Widodo (Jokowi), dia melihat pe-  berhasil, itu betul sekali,” tegasnya. (Rinaldi)
            fokus mengurusi perumahan. Hal itu untuk
            membantu masyarakat untuk memiliki rumah
            layak huni dan mendorong penyediaan rumah
            oleh pengembang lewat regulasi yang efektif.
               Ketua Umum Himpunan Pengembang
            Permukiman dan Perumahan Rakyat (Him-
            perra) Endang Kawidjaja menyatakan dukung-
            an asosiasinya terhadap upaya penguatan ke-
            lembagaan perumahan. Diakuinya, memang
            ada beberapa isu perumahan rakyat yang ha-
            rus dituntaskan pemerintah. Diantaranya soal
            pertanahan dan perizinan.
               “Selama ini banyak peraturan perizinan
            dan pertanahan  yang dulu sebetulnya sudah
            kuat, tetapi sekarang justru menjadi lemah.
            Karena itu perlu diperkuat kembali,” tegasnya.
               Endang menyoroti dampak dari UUCK
            yang menghilangkan jejak panjang  lex spe-
            cialis  perizinan rumah subsidi untuk masya-
            rakat berpenghasilan rendah (MBR). Hal  ter-
            sebut menyebabkan urusan perizinan dan                                                    FOTO-FOTO: ISTIMEWA

                                                                                     RealEstat Indonesia  |  Edisi 200, Agustus 2023   |   21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26