Cegah Banjir Jakarta, Normalisasi Ciliwung Ditargetkan Tuntas 2024

Pemerintah menargetkan program normalisasi Sungai Ciliwung rampung pada tahun 2024 mendatang sebagai upaya mencegah banjir di DKI Jakarta.
0
840

Jakarta – Pemerintah menargetkan program normalisasi Sungai Ciliwung rampung pada tahun 2024 mendatang sebagai upaya mencegah banjir di DKI Jakarta. Untuk itu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal melanjutkan upaya pembebasan lahan agar normalisasi Ciliwung bisa diteruskan.

“Normalisasi Sungai Ciliwung ini tinggal sekitar 17 km. Kita berharap dalam dua tahun hingga akhir 2024 yang 17 km selesai. Sehingga normalisasi Sungai Ciliwung betul-betul rampung dan akan sangat mengurangi banjir. Apalagi, air yang dari atas juga tertahan di Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi,” ujar Presiden Joko Widodo saat meninjau proyek normalisasi Sungai Ciliwung di Pengadegan, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Februari 2023.

Turut hadir dalam peninjauan itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto, dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Setelah proses pembebasan lahan, Kementerian PUPR bisa terjun ke titik lokasi yang sudah tuntas pembebasan lahannya guna memulai proses konstruksi. “Setelah berhenti agak lama, ini akan segera kita mulai karena sudah ada beberapa titik yang sudah dibebaskan, misalnya di Rawajati, segera bisa dimulai konstruksinya oleh Kementerian PUPR,” kata Jokowi.

Normalisasi Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Jakarta dari hulu hingga hilir. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar Sungai Ciliwung menjadi kondisi normal yaitu 35-50 meter.

Lingkup Normalisasi

Pekerjaan normalisasi mencakup perkuatan tebing, pembangunan tanggul, dan pembangunan jalan inspeksi selebar 6-8 meter di sepanjang sisi Sungai Ciliwung. Normalisasi juga meliputi peningkatan kapasitas tampung air dari 200 m3/det menjadi 570 m3/det, serta penataan kawasan di sekitar Sungai Ciliwung.

Proyek normalisasi Sungai Ciliwung melintasi sejumlah kelurahan di Jakarta yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu dan Kampung Pulo. Berikutnya, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa dan Pasar Minggu.

“Sesuai kesepakatan dengan Pemprov DKI, untuk tahun 2023 akan ada pelaksanaan di ruas Cililitan. Hal ini karena pembebasan lahannya tidak sesulit di ruas Rawajati,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri.

Selain normalisasi, di sisi hulu telah rampung pembangunan bendungan kering (dry dam) di Kabupaten Bogor, yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi. Kementerian PUPR tengah membangun Sodetan Ciliwung guna mengalirkan sebagian debit banjir Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kali Cipinang. Selain itu, Kementerian PUPR juga sedang membangun stasiun pompa air Sentiong di bagian hilir berkapasitas 50 m3/detik.

“Untuk luas area banjir, setelah ada normalisasi 16,19 km area terdampak banjir menjadi 464 hektare. Dengan pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi berkurang menjadi 318 hektare. Kemudian, dengan sodetan berkurang menjadi 211 hektare. Sedangkan dengan tanggul 500 meter di ruas Cawang, area terdampak berkurang menjadi 196 hektare,” ujar Bambang. (BRN)