Pelaku Usaha Aceh Keluhkan Gangguan Layanan BSI

Pelaku usaha di Provinsi Aceh mengeluhkan gangguan layanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sehingga berpotensi memicu kerugian.
0
51

Jakarta – Pelaku usaha di Provinsi Aceh mengeluhkan gangguan pelayanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pasalnya, terganggunya layanan perbankan BSI merugikan para pengusaha di Aceh.

“Gangguan pelayanan perbankan yang dialami BSI tentu sangat merugikan pelaku usaha di daerah. Apalagi, Aceh memiliki keterbatasan layanan perbankan yang tidak lagi memperbolehkan operasionalisasi bank konvensional,” ungkap Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Aceh Muhammad Noval, dalam keterangan pers, Rabu, 10 Mei 2023.

Peniadaan layanan bank konvensional di Aceh berlaku seiring ditetapkannya Qanun Nomor: 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah yang mewajibkan hanya bank syariah yang bisa beroperasi di Aceh. “Dengan keterbatasan tersebut tentu dampak dari gangguan pelayanan BSI menjadi berlipat lebih besar ketimbang daerah lain yang masih ada bank konvensional,” tandas Noval.

Noval menjelaskan, akibat gangguan jaringan BSI, pengusaha kalang kabut saat hendak melakukan transaksi bisnis berbasis layanan perbankan. “Pengusaha kalang kabut ketika hendak membayar berbagai tagihan. Misalnya, tagihan dari toko material bangunan, atau tagihan gaji pegawai. Bahkan, layanan penarikan uang di anjungan tunai mandiri (ATM) BSI juga terhambat,” tandasnya.

Noval menyayangkan, akibat gangguan tersebut semakin membatasi layanan perbankan di Aceh. “Pelayanan perbankan di Aceh sudah terbatas karena adanya kewajiban pengoperasian bank syariah. Banyak nasabah bank besar beralih ke BSI dimana hampir 70 persen warga Aceh menabung di BSI. Selebihnya di bank lainnya,” tuturnya.

Tingkat Kepercayaan

Menurut Direktur PT Petra Bumi Seroja Afwal Winardy, gangguan pelayanan BSI dapat berbuntut hilangnya kepercayaan pelaku usaha. Pasalnya, mayoritas transaksi bisnis di Aceh mengandalkan layanan perbankan.

“Kendala pelayanan BSI berpotensi menurunkan tingkat kepercayaan mitra usaha. Dampak ikutan itu harus jadi perhatian manajemen BSI,” tegasnya.

Noval berharap BSI dapat memperbaiki kualitas pelayanan perbankan agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. “Nasabah tentu berharap layanan BSI setidaknya bisa menyamai kualitas pelayanan BUMN perbankan lainnya. Teknologi dan kualitas layanannya agar bisa bersaing dengan bank lain,” ucapnya. (BRN)