
Pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) REI DKI Jakarta Tahun 2023 (Foto: Istimewa)
“Anggota REI harus mengikuti kebijakan sesuai ketetapan pemerintah. Kita tidak hanya mencari keuntungan, tapi juga harus memikirkan kenyamanan bagi warga Jakarta. DPD REI DKI Jakarta harus mampu membuat terobosan, menciptakan program kerja yang menantang dan bersinergi membantu mewujudkan target-target Pemprov DKI Jakarta,” kata Raymond.
Keuangan Hijau
Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Muliaman Hadad, menyebutkan pertumbuhan industri realestat berkelanjutan tidak akan bisa terpenuhi kecuali mempertimbangkan aspek-aspek sosial dan lingkungan. Pasalnya, isu-isu pembiayaan hijau memainkan perananan penting dalam mendukung perkembangan sektor realestat berkelanjutan.
“Antara lain lewat pembiayaan ramah lingkungan pada bangunan gedung, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, dukungan pembiayaan untuk perbaikan dan efisiensi energi. Selain itu, mendorong pengelolaan bangunan serta sertifikasi hijau yang terstandardisasi,” jelasnya.
Mengutip data World Economic Forum (WEF) pada tahun 2018 silam, sektor properti berkontribusi cukup besar terhadap emisi karbon. “Menurut data WEF, sektor properti mengkonsumsi lebih dari 40 perse dari total energi global. Angka itu tentu saja sangat besar. Sebab, di setiap rumah ada perlengkapan rumah tangga yang mengkonsumsi listrik cukup tinggi. Sedangkan energi listrik yang dihasilkan mayoritas masih menggunakan energi fosil,” tutur Muliaman.
Masih dari data WEF, imbuh Muliaman, bangunan gedung baik residensial maupun properti non residensial menyumbangkan sebesar 20 persen dari total efek rumah kaca. “Perlu ada rekayasa bangunan gedung yang dapat menekan konsumsi listrik. REI bisa menjadi pelopor skema pembiayaan hijau di sektor perumahan. Pembiayaan keuangan hijau antara lain pendanaan proyek ramah lingkungan seperti konstruksi, efisensi energi, dan tentu saja pembiayaan yang terjangkau,” pungkasnya. (BRN)