Riset REI DKI Jakarta: Hunian Menengah Atas Paling Diminati

Berdasarkan riset yang diikuti 300 anggota REI DKI Jakarta, sebanyak 55,52% responden menyatakan hunian kelas menengah atas paling diminati.
0
459

Jakarta – Mayoritas developer di wilayah DKI Jakarta tengah mengembangkan perumahan segmen menengah atas. Berdasarkan riset yang diikuti 300 pengembang anggota REI DKI Jakarta, sebanyak 55,52% responden menyatakan hunian kelas menengah atas paling diminati.

“Hunian tapak menengah atas dengan rentang harga Rp600 juta hingga Rp2 miliar per unit adalah segmen properti yang paling dicari. Adapun lokasi yang menjadi incaran konsumen di sisi barat Jakarta, serta di sebagian koridor timur Jakarta. Tentunya wilayah penyangga seperti di perbatasan Bekasi, Depok, dan Banten juga ikut berkontribusi dalam pengembangan hunian segmen tersebut,” ungkap Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta, Arvin F. Iskandar, saat Konferensi Pers Riset Perkembangan Industri Realestat Tahun 2023, di Jakarta, Jumat, 1 September 2023.

Sesuai riset tersebut, sebanyak 93,9% responden menyatakan bahwa produk realestat dengan kinerja terbaik sepanjang tahun 2023 adalah hunian tapak dan vertikal. “Rinciannya, sebanyak 60,1% segmen perumahan tapak menengah atas, 28,1% perumahan bawah (rumah sejahtera tapak/RST), dan 5,7% segmen apartemen strata,” kata Arvin.

Wakil Ketua DPD REI DKI Jakarta Bidang Riset dan Hubungan Luar Negeri, Chandra Rambey menjelaskan, riset tahun ini berbeda dengan riset serupa pada tahun 2020. Hasil riset pada 2020 menunjukkan sebanyak 65,5% responden menyatakan bahwa perumahan bawah atau bersubsidi memberikan kinerja terbaik.

Hal ini menunjukkan bahwa kalangan menengah atas sudah mulai membelanjakan uangnya untuk beli properti di tahun 2023. “Tahun 2020 segmen konsumen FLPP lebih dominan. Saat itu mayoritas pembeli rumah adalah kalangan yang memang membutuhkan rumah. Sedangkan tahun ini situasinya sudah berubah karena kalangan menengah atas sudah kembali investasi di sektor properti,” tuturnya.

Riset yang digelar April-Juli 2023 ini merupakan kali ketiga diadakan oleh REI. Adapun metode risetnya adalah dengan model wawancara, penyebarluasan kuesioner, pengolahan data tabulasi serta analisis hasilnya.

Persepsi Soal Perizinan

Hal menarik dari riset REI DKI itu, imbuh Chandra, yakni sebanyak 85,1% responden menyatakan bahwa aspek perizinan paling berpengaruh terhadap iklim investasi di bidang properti. “Properti sangat terpengaruh capaian dan kebijakan dari pemerintah. Seperti terlihat dari hasil riset tahun 2023 ini, perizinan menjadi faktor yang sangat dominan karena mempengaruhi iklim investasi properti,” tegas Chandra.

Keyakinan responden terhadap aspek perizinan itu naik signifikan ketimbang riset tahun 2020 lalu yang memperlihatkan angka sebesar 82,5%.

Sementara itu, persepsi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta tahun 2014-2023 menjawab tantangan pengembangan kota Jakarta yang berbasis mass transport dan pedestrian friendly. “Sebanyak 54% responden menyatakan RTRW DKI Jakarta 2014-2023 sudah dapat menjawab tantangan pengembangan kota. Sejumlah 83% responden juga menyatakan sangat mudah atau cukup mudah memperoleh perizinan membangun realestat,” tukas Chandra.

Adapun persepsi kondisi mikro di tahun 2023 memperlihatkan daya beli konsumen pada posisi teratas yang memengaruhi penjualan produk realestat. “Sebanyak 66,2% anggota REI DKI Jakarta menyatakan bahwa daya beli konsumen menjadi faktor teratas yang memengaruhi penjualan properti. Urutan kedua adalah faktor lokasi yakni sebesar 52,0% responden.

Sebaliknya, sebanyak 65% anggota REI DKI Jakarta menyatakan lebih mudah memperoleh perizinan di luar DKI Jakarta. “Hasil riset tahun 2020 secara konsisten menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan lebih mudah mendapatkan perizinan di luar DKI Jakarta,” tegas Chandra. (BRN)