
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (Foto: Kemenparekraf)
Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan bahwa Indonesia saat ini menjadi acuan dunia dalam membangkitkan sektor pariwisata setelah dua tahun terakhir terpuruk.
“Namun, kami tidak boleh berpuas diri. Sangat penting bagi kita untuk tidak kembali ke pendekatan bisnis seperti biasa. Kita harus membangun kembali industri pariwisata dengan lebih baik, lebih berkelanjutan, dan lebih tangguh,” kata Sandiaga Uno dalam keterangan resminya, Rabu, 4 Mei 2022.
Sandiaga menjelaskan penting bagi setiap negara untuk mengubah konsep industri pariwisata yang lebih berkelanjutan. Dengan pariwisata global yang mulai tumbuh, sekarang saatnya untuk memulai transformasi ini.
Ia mengungkapkan Indonesia melihat tren positif dalam perjalanan dan pariwisata global dengan pertumbuhan 130 persen pada Januari 2022, dibandingkan dengan tahun 2021.
Pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan harus melihat tidak saja isu lingkungan atau kesejahteraan lingkungan. Tapi juga harus mengangkat martabat budaya lokal, masyarakat dan pengetahuan tradisional, serta menciptakan keseimbangan antara pariwisata massal dan pariwisata berkualitas.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu adanya elemen-elemen yang saling berhubungan. Pertama adalah pendekatan multi-stakeholder. Dalam mengembangkan sektor pariwisata berkelanjutan, maka tidak bisa melakukannya sendiri. Baik sektor publik maupun swasta perlu terlibat dan berkolaborasi satu sama lain, serta dengan masyarakat lokal.
“Baik sektor swasta maupun publik perlu fokus untuk memiliki tujuan yang terukur dan metrik yang sebanding. Komponen-komponen ini sangat penting untuk perbaikan jangka panjang dan akuntabilitas pariwisata berkelanjutan,” kata Sandiaga.
Pariwisata Berkelanjutan
Untuk lebih menyelaraskan upaya menuju praktik pariwisata berkelanjutan terbaik, juga penting bagi pemangku kepentingan publik dan swasta untuk memiliki narasi terpadu tentang arti dari pariwisata berkelanjutan dan bagi mereka untuk memiliki akses yang memadai ke informasi yang akurat.
“Saat ini, kita juga perlu melihat peran kaum milenial dan generasi Z dalam keberlanjutan tidak hanya sebagai turis, tetapi juga sebagai investor. Oleh karena itu, keterlibatan dengan demografis pada pariwisata berkelanjutan harus menjadi prioritas,” kata Sandiaga.
Kedua, perlunya penguatan peran masyarakat sebagai agen perubahan transformasi pariwisata. Kemenparekraf akan fokus untuk memajukan pemulihan pariwisata melalui penguatan peran masyarakat sebagai agen perubahan transformasi pariwisata. Ini sebagai bagian dari upaya Pemerintah RI dalam membangun sektor pariwisata yang tangguh dan berkelanjutan
“Dengan program ‘Desa Wisata’ kami mengintegrasikan akomodasi lokal, daya tarik, dan saling melengkapi di bawah koordinasi pemerintahan desa dibungkus dengan kearifan lokal,” kata Sandiaga.
Program ini menurut dia, terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Ini terlihat di Desa Wisata Penglipuran di Bali yang menghasilkan pendapatan lebih dari 1,45 juta dolar AS pada tahun 2020.
Dan terakhir, untuk memastikan sektor pariwisata yang tangguh, perlu kepastian agar pergerakan orang dan perjalanan dapat terus berlangsung dengan aman bahkan.
“Dalam konteks ini, kita perlu membahas lebih lanjut tentang bagaimana kita dapat menyelaraskan kesehatan standar protokol untuk perjalanan lintas batas,” tutup Sandiaga Uno. (SAN)