
Ilustrasi produk keramik/Foto: essenza.id
JAKARTA – Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya industri keramik. Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun.
“Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Jumat (21/10/2022).
Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional industri keramik di dalam negeri. Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022. Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.
Prestasi kinerja industri keramik nasional ini, ungkap Agus Gumiwang, didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) Kemenperin yang memberikan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lain untuk memastikan kualitas produk keramik nasional.
Berdiri sejak 1922 pada masa kolonial Belanda dengan nama “Het Keramische Laboratorium”, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogamterus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.
Daya Saing
Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi mengatakan memasuki usia ke-100 tahun akan menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.
Pihaknya, kata Doddy, akan terus fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi.
“Upayanya adalah dengan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0,” jelasnya.
BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam juga hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri. (MRI)