Gaji 6 Digit Baru Bisa Punya Hunian Nyaman
Jakarta – Banyak lokasi hunian di New York, Amerika Serikat, tak lagi terjangkau oleh masyarakat dengan penghasilan kurang dari USD100.000 (Rp 1.499.920.000 mengacu kurs Rp14.999,20 per 1USD). Kondisi ini menyebabkan semakin sulitnya warga untuk memiliki hunian nyaman di “Kota yang Tidak Pernah Tidur” (The City Never Sleep) ini.
“Penyewa telah diperas hingga batasnya meskipun pasar kerja telah membaik. Pertumbuhan sewa telah jauh melampaui pertumbuhan upah pada tahun 2022,” terang pengamat ekonomi dari StreetEasy, Kenny Kyunghoon Lee, sebagaimana dilansir Bloomberg, yang diakses pada Sabtu, 17 September 2022.
Dengan sewa melonjak di seluruh kota, perlu gaji sebesar enam digit sekarang untuk hidup “nyaman” di 71 persen lokasi hunian New York. Angka tersebut Itu naik dari 58 persen dari pada kondisi tahun 2019.
Beberapa lokasi dengan harga hunian mahal di kota yang juga memiliki julukan “The Big Apple”, antara lain Mott Haven dan Flatbush, East Harlem. Lokasi lain yang memiliki kondisi serupa terjadi di daerah Astoria dan Washington Heights.
Memang, New York yang merupakan pusat bisnis di Negeri Paman Sam ini telah lama menjadi salah satu kota paling mahal di dunia. Namun, para penyewa mendapat pukulan keras akhir-akhir ini. Sekitar 35 persen pekerja penuh waktu di New York memiliki gaji enam digit pada tahun 2020. Sayangnya, kenaikan upah tersebut tidak sebanding dengan biaya untuk sektor perumahan.
Merangkak Naik
Ketika pandemi Covid-19 melanda banyak warganya yang meninggalkan kota. Namun kini, harga sewa hunian merangkak naik selama berbulan-bulan karena ada pengurangan pembatasan. Para pekerja juga telah kembali bekerja di kantor. Adapun harga sewa rata-rata di Manhattan melonjak ke rekor USD 4.150 pada bulan Agustus 2022.
StreetEasy melakukan analisis pada 77 lingkungan di lima wilayah yang hanya termasuk area yang memiliki 100 atau lebih daftar persewaan. Proses analisis menggunakan rata-rata sewa pada kuartal-II 2022. Selain itu, analisis mengacu pada aturan klasik rule of thumb. Artinya, penyewa tidak boleh menghabiskan lebih dari 30 persen dari gaji mereka untuk perumahan. (SAN)