Investasi Realestat Asia Pasifik Anjlok di Awal Tahun Ini

JLL meyakini kondisi di Asia Pasifik akan tetap aman, dimana risiko likuiditas masih terkendali
0
353

JAKARTA – Aktivitas investasi realestat komersial di Asia Pasifik mengalami penurunan sebesar 30% secara tahunan pada kuartal pertama 2023. Menurut data dan analisis Jones Lang LaSalle (JLL) Global, investasi di wilayah itu mencapai US$27 miliar di kuartal I-2023.

“Kondisi pasar saat ini masih menantang dan para investor melihat bahwa dengan diperketatnya standar pinjaman akan menambah ketidakpastian di pasar realestat komersial,” kata Stuart Crow, CEO Capital Markets JLL Asia Pacific dalam laporan yang dikutip Jumat (9/6).

Namun, JLL meyakini kondisi di Asia Pasifik akan tetap aman , dimana risiko likuiditas masih terkendali dengan baik di kawasan tersebut. Ditambah lagi dengan dimulainya kembali aktivitas investasi yang hanya tinggal menunggu waktu.

Jepang mengungguli wilayah lain dengan catatan investasi sebesar US$8,9 miliar pada kuartal I atau naik 4,7% secara tahunan. Kondisi ini didorong oleh lonjakan penjualan kantor oleh perusahaan-perusahaan Jepang dan aktivitas akuisisi oleh J-REITs. Sebaliknya, Australia mencatat transaksi senilai US$3,7 miliar atau turun 26% secara tahunan melanjutkan dampak dari pola kerja hybrid.

Volume investasi China mencapai US$6,9 miliar pada kuartal I-2023 atau turun 17% secara tahunan, dengan aktivitas yang terbatas di luar Shanghai. Sementara itu, transaksi di Hong Kong menunjukan angka kenaikan sedang menjadi US$1,6 miliar karena mayoritas transaksi yang tercatat merupakan transaksi swasta skala kecil dan menengah.

Begitu pula di Singapura, volume investasi turun 67% secara tahunan menjadi US$1,9 miliar dari angka basis sebelumnya yang tinggi. “Hal ini dikarenakan terbatasnya aktivitas di sektor perkantoran dan ritel,” jelas Stuart Crow.

Sementara itu, investasi pasar perkantoran turun menjadi US$12,7 miliar dari US$17,3 miliar pada tahun sebelumnya. Situasi itu menjadikan kuartal ini salah satu kuartal terlemah sepanjang sejarah di sektor perkantoran seiring dengan tekanan suku bunga dan penentuan harga aset yang berdampak pada perdagangan.

Demikian pula volume di sektor logistik dan industrial, turun sebesar 24% secara tahunan karena jumlah transaksi yang bernilai lebih dari US$100 juta berkurang, seiring dengan dimulainya siklus baru penentuan harga dan tantangan pendanaan.

Masih Sepi

Aktivitas investasi di sektor ritel masih sepi dengan catatan pembukuan hanya US$5,3 miliar pada kuartal I-2023 atau di bawah rata-rata triwulanan lima tahun terakhir sebesar US$7,5 miliar. Pada kuartal pertama tahun ini, sebagian besar transaksi pusat perbelanjaan skala besar menghilang di wilayah tersebut.

Investasi di pasar perhotelan Asia Pasifik mencapai US$2,4 miliar pada kuartal pertama tahun ini, atau turun 30% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun ada pertumbuhan aktivitas di pasar tersebut dan adanya sentimen dari pengaruh makro ekonomi.

“Kami tidak mengantisipasi perubahan harga ke level yang tepat, walau zona Asia Pasifik tertinggal dalam siklus penyesuaian harga pada saat ini. Kami berharap tingkat penyesuaian harga akan mencapai puncaknya di kuartal kedua, lalu akan berjalan secara moderat pada paruh kedua tahun ini dikarenakan biaya bunga pinjaman yang berpotensi turun seiring penurunan suku bunga,” ungkap Pamela Ambler, Head of Investor Intelligence JLL Asia Pacific. (MRI)