Bos IKN Sebut Pembiayaan Awal IKN Andalkan APBN

Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Jakarta – Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Bambang Susantono menyebutkan bahwa pada tahap awal pembiayaan pembangunan IKN mengandalkan dana APBN. Setelah tahap awal ini rampung maka IKN dapat menjadi showcase untuk menarik investor dalam pembangunan tahap selanjutnya.
“Untuk tahap awal hingga 2024 memang kami akan banyak mengandalkan APBN karena memang kita harus memberikan satu showcase bahwa kita semua serius dalam membangun kota ini,” kata Bambang dalam Webinar Nusantara-Building a New Capital City, Selasa, 5 Maret 2022.
Bambang menjelaskan, investor yang tertarik dalam pembiayaan IKN dapat melalui skema KPBU (Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha) atau KPS (Kerja Sama Pemerintah-Swasta). Selain itu, ada pula investor besar yang berminat untuk membangun fasilitas yang bersifat mega dalam sebuah blok di IKN.
“Saya kira itu merupakan dinamika dan bagian dari bagaimana kita membangun kota itu sendiri. Yang paling penting buat kita semua adalah menggunakan semua oportunitas sebaik-baiknya tentunya dalam kerangka kita ingin tetap membangun kota yang green, yang inklusif, yang smart dan sustainable,” kata Bambang.
Pembiayaan IKN, imbuh Bambang, sumbernya dapat berasal dari public, privat dan people. Selain itu, ada pula pembiayaan melalui skema public private partnership dan public private people partnership.
“Jadi kalau yang public itu mungkin dana dana dari APBN yang dialokasikan untuk kami. Yang private tentunya akan ada investasi swasta dan juga kerjasama pemerintah dan swasta. Nah, yang dari people juga dimungkinkan dengan berbagai macam creative financing dan juga usulan-usulan dari masyarakat sendiri,” urai Bambang.
Tantangan
Dalam pembangunan IKN, kata Bambang, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Tantangannya, mulai dari waktu, pemindahan anggota TNI/Polri dan ASN hingga lingkungan.
“Tantangan terberatnya ada tiga, nomor satu waktu, nomor dua waktu, nomor tiga waktu. Jadi ada target-target yang harus kamu penuhi terutama dalam 2-3 tahun kedepan. Misalnya Untuk memindahkan secara bertahap 60 ribu dari TNI/Polri dan ASN,” ucap Bambang.
Tantangan berikutnya adalah masalah lingkungan, bahan baku pembangunan dan jalur logistik. Pembangunan IKN nantinya akan sangat memperhatikan lingkungan sekitar dan melakukan reforestation (menghutankan kembali).
“Jadi tantangannya cukup banyak, tapi Insyaallah dengan step-by-step tadi kita akan dapat membangun dengan sangat ke memperhatikan kondisi lingkungan, kondisi sosial kebudayaan ada dan juga kemampuan kita untuk membangun sehingga liveable city-nya dapat kita wujudkan dengan baik,” tutup Bambang. (SAN)