Dirjen Tata Ruang: Keterlibatan IAP dan ASPI Sangat Penting

Landscape Jakarta, ilustrasi Penataan Ruang (Foto: ADH)
Jakarta – Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) menyelenggarakan Seminar Nasional Penataan Ruang Tahun 2021 dengan tema Inovasi dalam Percepatan Penataan Ruang di Indonesia secara luring dan daring di Bali, pada Kamis (02/09). Terlebih, menurut catatan redaksi, pasca diterbitkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK), tata ruang dianggap menjadi panglima dalam hal percepatan pembangunan dan kemudahan izin berusaha.
Untuk itu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terus melakukan inovasi dalam aspek tersebut. Transformasi ini bertujuan untuk mewujudkannya lebih akurat dan akuntabel serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Tata Ruang, Abdul Kamarzuki menjelaskan bahwa inovasi dalam aspek Tata Ruang tentunya bertujuan untuk Percepatan Penataan Ruang. Ketika implementasi UUCK mulai berjalan, ada beberapa revisi dalam UU sebelumnya untuk menguatkan posisi Tata Ruang sebagai single reference dalam pembangunan yaitu pada UU Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
“Kedepan agar produk tata ruang ini menjadi single reference yang kuat, keterlibatan dua asosiasi dalam penyelenggaraan penataan ruang itu sangat penting, pertama Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) dan satu lagi Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI),” ujar Direktur Jenderal Tata Ruang, Abdul Kamarzuki, sesuai dengan keterangan pers yang diterima oleh redaksi industriproperti.com
Lebih lanjut Kamarzuki juga mengutarakan harapannya agar amanat dalam UUCK ini bisa terwujud dengan baik. “Tentunya revisi ini bukan revisi secara substansial namun lebih kepada menguatkan, agar berbagai kebijakan dapat terakomodir dengan baik. Semoga amanat UUCK ini dapat kita wujudkan dengan baik,” pungkas pria yang akrab dipanggil Uki ini.
Digital
Kamarzuki pun menjelaskan bahwa untuk menyiapkan penyelenggaraan penataan ruang yang lebih baik tentunya juga mengimbangi perkembangan zaman yang cepat sekali. Ke depan, akan ada digitalisasi dalam penyusunan penataan ruang.
“Ini untuk memudahkan kita dalam menyusun rencana tata ruang sehingga kita bisa menghadapi percepatan pembangunan yang begitu tinggi. Untuk melihat semua rencana produk tata ruang ada di RTR Online sedangkan RDTR Interaktif inilah yang menjadi mesinnya OSS,” tambahnya.
Lebih Lanjut Abdul Kamarzuki menegaskan bahwa setiap daerah harus segera membentuk Forum Penataan Ruang. Peran ASPI dalam Forum Penataan ruang dapat memberikan pertimbangan kepada kepala daerah dalam membuat keputusan.
Adapun Ketua ASPI, Iwan Rudiarto dalam sambutannya juga menegaskan tentang peran ASPI dalam forum penataan ruang. “Seminar ini juga dalam rangka berperan serta ikut menyukseskan kegiatan percepatan penataan ruang di Indonesia dengan inovasi-inovasi yang bisa kita gali. ASPI juga berperan besar untuk ikut berperan serta dalam forum penataan ruang”, ujar Iwan Rudiarto.
Hadir secara daring beberapa narasumber yaitu President of Global Planning Education Association Network, Eduardo A.C. Nobre dan Vice President of Asian Planning School Association, Liu Jian. Acara seminar ini merupakan kerja sama antara Kementerian ATR/BPN dengan ASPI dan Pemerintah Kota Denpasar. (ADH)