
Ilustrasi industri properti (Foto: Dok APL)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.772,8 triliun.
“Maka pada kuartal II-2021, perekonomian Indonesia dari besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.175,8 triliun. Sedangkan kalau kita nilai berdasarkan harga konstan PDB Q2 2021 Rp 2.772,8 triliun. Dengan demikian, kalau dihitung pertumbuhan Q2 2021, Q to Q atau kuartal II kalau dibanding kuartal I-2021 perekonomian Indonesia tumbuh 3,31 persen. Sedangkan kalau dibandingkan Q2 2020 atau yoy pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, pada hari Kamis 5 Agustus 2021.
Lebih lanjut, Margo Yuwono juga mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini sejalan dengan tren pemulihan ekonomi global.
“Pertama, pertumbuhan ekonomi global pada kuartal II tahun 2021 ini mengalami peningkatan. Kedua, terkait harga komoditas, makanan, dan hasil tambang pada pasar internasional baik, secara kuartal ke kuartal dan Year on Year alami peningkatan,” papar Margo.
Ketiga, lanjut Margo, ekonomi di beberapa negara yang jadi mitra dagang Indonesia pada kuartal II-2021 menunjukkan pertumbuhan yang positif. “Ekspor totalnya meningkat, seiring dengan perbaikan negara mitra dagang dorong permintaan ekspor meningkat sebesar 55,89% kalau dibandingkan kuartal II-2020. Sedangkan nilai ekspor kita kalau dibandingkan Kuartal I- 2021 tumbuh 10,36%,” jelas Kepala BPS tersebut.
Pertumbuhan Industri Properti
Adapun berdasarkan penelusuran redaksi industriproperti.com, sektor real estate pada triwulan II 2021 tumbuh sebesar 0,09 persen (YoY).
Namun demikian, perlu diperhatikan juga bahwa yang masuk ke dalam perhitungan sektor realestat sebagaimana data BPS tersebut, lebih banyak memperlihatkan aktivitas broker. Data tersebut belum memperhitungkan seluruh aspek rantai pasok industri properti dari hulu ke hilir.
Selain itu, yang tercatat dalam sektor realestat dalam data BPS itu juga lebih banyak mengacu pada penyediaan perumahan. Dengan kata lain, belum mencakup seluruh lingkup industri properti seperti perkantoran, kawasan pariwisata, kawasan industri, hingga pengembangan skala besar lainnya dan pembangunan kota baru.
Adapun pertumbuhan industri properti dari hulu ke hilir juga dapat dilihat dari pertumbuhan sektor konstruksi dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.
Sektor konstruksi pada triwulan II tahun 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 0,42 persen (YoY). Sedangkan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan sebesar 0,54 persen pada triwulan II tahun 2020. (ADH)