Golden Property Awards Kembali Digelar, 400 Lebih Proyek Bersaing Ketat

Sekjen DPP REI, Hari Ganie (dua dari kanan) menjadi narasumber di acara konferensi pers Golden Property Awards (GPA) 2023 di Jakarta, Selasa (6/6) FOTO: RINALDI/IPRO
JAKARTA – Indonesia Property Watch (IPW) kembali berkolaborasi dengan 99 Group untuk menggelar Golden Property Awards (GPA) 2023. Tahun ini, perhelatan anugerah bergengsi tersebut akan mengusung tema “Property: Mission Possible”.
Chief Executive Officer IPW, Ali Tranghanda mengatakan ajang tahun ini menjadi momentum yang baik untuk melihat sejauh mana daya tahan pebisnis atau pelaku industri properti pasca-pandemi dalam menghadapi berbagai tantangan baru kondisi termasuk perekonomian global yang serba tidak menentu.
“GPA telah menjadi benchmark penilaian properti di Indonesia sebagai property awards yang berbasis riset dan survei satu-satunya di Tanah Air. GPA dikenal sangat selektif, objektif, independen, dan bebas konflik sehingga tidak ada transaksional dalam penentuan pemenang,” ujar Ali pada acara konferensi pers di Ruang Kopi, Jakarta, Selasa (6/6).
Dia menambahkan, seperti halnya keberhasilan GPA 2021 dan GPA 2022, maka GPA 2023 tetap akan mengutamakan penilaian properti yang mendalam dengan kehadiran lima expert panel dari berbagai bidang sehingga penilaian menjadi lebih komprehensif.
“Ini akan memberikan kesempatan bagi setiap nominator untuk dinilai secara objektif dan mendalam agar para pemenang penghargaan yang dihasilkan bisa menjadi patokan kualitas terbaik dalam industri properti,” jelasnya.
Terkait tema “Property: Mission Possible”, Ali menjelaskan konsep ini sejalan dengan kondisi pasca pandemi dan ancaman resesi ekonomi global, dimana banyak pengembang yang kolaps. Tetapi tidak sedikit pengembang tangguh yang mampu bertahan dan terus eksis melahirkan karya proyek berkualitas.
Lebih dari 400 proyek properti diseleksi secara ketat melalui mekanisme dan instrumen penilaian yang objektif sejak Desember 2022. Kategori proyek diseleksi berdasarkan skala pengembangan dan wilayah. Wilayah kajian mencakup Batam, Medan, Balikpapan, Samarinda, Makassar, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Jabodebek, dan Banten.
Selain itu juga terdapat kategori individu, kategori perusahaan, kategori BUMN, kategori agen properti, dan kategori strategi pemasaran yang menjadikan GPA sebuah awards yang terlengkap dan terbesar.
Senior Vice President of Marketing 99 Group Indonesia, Bharat Buxani menyebutkan bahwa 99 Group menyambut baik kolaborasi yang ketiga kalinya dengan IPW dalam menggelar ajang penghargaan bergengsi tersebut.
“Selain mendukung penuh pelaksanaan GPA, kami juga berupaya memperluas jangkauan exposure GPA 2023 dengan memanfaatkan pangsa pasar lebih dari 70 persen pencarian properti yang dikuasai oleh dua platform kami di Indonesia yakni 99.co dan Rumah123.com. Selain memberikan dukungan strategi pemasaran yang tepat dan terintegrasi serta data pasar yang akurat,” kata Bharat Buxani.
Dia berharap bisa menjadikan GPA 2023 sebagai ajang penghargaan properti terbaik, memberikan nilai tambah bagi para nominator dan pemenangnya, sekaligus menjadi acuan bagi masyarakat dalam mencari referensi properti terbaik.
Proses pendaftaran terhadap para peserta GPA 2023 telah dimulai sejak awal Februari lalu dan ditutup pada akhir Maret 2023.
Setelah itu, tahap selanjutnya pada periode April-Juli, tim penilaian dan panelis juri melakukan rangkaian verifikasi, survei lapangan, project scoring, assessment & analysis, diskusi panel juri, hingga mengambil keputusan dan mengumumkan para pemenang pada malam puncak penghargaan (awarding night) yang akan digelar pada 15 Agustus di Raffles Hotel, Jakarta.
Seleksi Alam
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan saat ini di tengah resesi ekonomi global, persaingan di industri properti semakin ketat. Hanya pengembang-pengembang yang memiliki daya tahan teruji serta memiliki reputasi dan produk terbaik saja yang mampu bertahan.
“GPA ini menjadi ajang pengakuan bagi pengembang-pengembang terbaik tadi. GPA dengan pola seleksinya yang ketat dan survei yang akurat dapat menjadi referensi untuk konsumen, investor dan juga perbankan. GPA membantu semua stakeholder untuk menginventarisir proyek-proyek mana saja yang layak untuk dibeli,” ujarnya.
Dia menegaskan, pandemi dan resesi global sangat nyata memberi dampak terhadap sisi pasokan (supply) dan permintaan (demand) properti. Dari sisi pengembang, hanya mereka yang tangguh yang bisa tetap eksis. Hal itu menjadi seleksi alam bagi developer.
“Saat ini, mayoritas pengembang membangun dan meluncurkan rumah tapak (landed house). Sementara apartemen sejak pandemi masih jalan di tempat dan hampir tidak ada peluncuran proyek baru, meski trennya sudah lebih baik dari saat pandemi,” jelas Hari.
Selain itu, dampak lain yang dihadapi pengembang adalah fokus pemerintah yang sekarang semakin tertuju kepada isu politik jelas Pileg dan Pilpres 2024. Di tahun politik ini, apa yang diperjuangkan asosiasi pengembang menjadi semakin lama waktunya terutama terkait masalah perizinan.
Hari Ganie juga menyoroti harga rumah subsidi yang belum diterbitkan pemerintah, padahal sudah lebih dari tiga tahun tidak mengalami penyesuaian.
“Tahun politik ini membuat semua menjadi tidak pasti. Tidak ada komitmen, karena fokus pemerintah lebih banyak tersedot kepada isu-isu politik. Padahal kepastian berusaha termasuk di sektor properti juga penting karena dapat menggerakkan perekonomian negara,” tegasnya. (MRI)