Hasil Riset: Rumah Tapak Masih Diminati

Meskipun insentif perpajakan dari pemerintah telah berakhir di September 2022, pengembang terpantau masih tetap aktif.
0
543
rumah tapak

Jakarta – Hasil riset lembaga konsultan properti JLL Indonesia memperlihatkan bahwa rumah tapak masih menjadi sektor properti yang diminati khususnya oleh end user.

“Kondisi pasar semakin kompetitif dengan diluncurkannya beberapa kawasan kota mandiri baru, seperti di area Tangerang dan Bekasi,” kata Head of Advisory JLL Indonesia pada Media Briefing 4Q 2022 secara virtual, Rabu, 1 Februari 2023.

Vivin menjelaskan, meskipun insentif perpajakan dari pemerintah telah berakhir di September 2022, pengembang terpantau masih tetap aktif menawarkan berbagai tipe di berbagai segmen rumah tapak secara offline dan online disertai dengan kemudahan pembayaran uang muka dengan cara bayar yang menarik.

“Selain itu, akses terhadap jalan tol menuju pusat kota Jakarta dan transportasi umum menjadi daya tarik utama pagi para pembeli rumah tapak,” imbuh Vivin.

Country Head JLL Indonesia James Allan menambahkan, rumah tapak dan pergudangan modern tetap menjadi incaran investor.

“sektor properti alternatif seperti pusat data (data centre), pendidikan dan kesehatan juga merupakan sektor yang dilirik oleh para pelaku bisnis properti,” ucapnya.

Menurut James, pembangunan ruas jalan tol baru, jalan tol luar kota dan infrastruktur lainnya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan properti di kota-kota lainnya.

Perkantoran

Sementara untuk sektor perkantoran, Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim menjelaskan pada triwulan akhir tahun 2022, tingkat hunian sektor perkantoran berada di angka 71% untuk Kawasan CBD dan 72% untuk Kawasan Non-CBD.

“Selain disebabkan jumlah permintaan yang masih terbatas, terdapat satu gedung di area Thamrin dan satu gedung di Jakarta Utara yang selesai dibangun sehingga menyebabkan tingkat hunian masih tertekan,” jelas Yunus.

Dia menambahkan, pada tahun 2023, dua gedung di area Thamrin dan koridor Sudirman diperkirakan akan selesai dibangun yang berpotensi menambah jumlah pasokan sektor perkantoran sekitar 130 ribu meter persegi.

Sedangkan  untuk Kawasan  Non-CBD, diperkirakan akan ada penambahan sekitar 95 ribu meter persegi pada tahun 2023 dari tiga gedung perkantoran yang berlokasi di Jakarta Pusat dan Selatan.

Adapun pusat perbelanjaan kelas menengah ke atas di Jakarta kembali menikmati tingkat kunjungan yang relatif sehat dan diperkirakan akan semakin meningkat dengan dicabutnya PPKM pada akhir Desember 2022. (SAN)