Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung – Palembang – Betung (Kapalbetung). Penyelesaian Seksi 2 dan Seksi 3 tahap II segmen Palembang (Keramasan) – Betung sepanjang 69,19 km akan melengkapi ruas Seksi 1-2 segmen Kayu Agung Palembang (Keramasan) yang telah selesai tahap 1 sepanjang 42,5 km dan diresmikan Januari 2021 lalu.
Tol Kapalbetung merupakan bagian dari koridor utama (back bone) Jalan Tol Trans Sumatera untuk meningkatkan konektivitas kawasan di Pulau Sumatera bagian selatan. Tol ini akan mengintegrasikan konektivitas kawasan, memperlancar arus distribusi barang dari pusat industri di koridor Palembang – Jambi.
“Jalan tol ini juga terkoneksi dengan jalan nasional di Sumatera. Kami berharap ruas tol ini dapat mendukung pengembangan wilayah, khususnya di Sumatera Selatan,” ujar Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono, dalam siaran pers, Selasa, 9 November 2021.
Menurut Triono, penyelesaian Tol Kapalbetung akan melengkapi struktur jaringan koridor utama Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 2.121 km dari Bakauheni hingga Aceh. Saat ini progres pembebasan lahan seksi 2 Tol Kapal Betung ruas Jalintim-Musi Landas dari STA 42+500 – 67+400 (24,9 km) sudah sebesar 89,98%. Sedangkan untuk seksi 3 ruas Musi Landas-Betung dari STA 67+400 – 111+690 (44,29 km) pembebasan lahannya sebesar 53,45%. Secara keseluruhan progres pembebasan lahan sudah 80,35%.
“Progres fisik hingga Oktober seksi 2 sebesar 32,77% dan seksi 3 sebesar 6,40%. Target penyelesaian konstruksi seksi 2 dan 3 sepanjang 69,19 km pada Agustus 2023,” tuturnya.
Ramah Lingkungan
Pelaksana pembangunan Tol Kapalbetung adalah PT Waskita Sriwijaya Tol dengan total investasi sebesar Rp 22,17 triliun. Pengembangannya terbagi menjadi 3 seksi yakni Seksi I Kayu Agung – Jakabaring sepanjang 33,5 km yang telah beroperasi sejak April 2020. Kemudian Seksi II Jakabaring – Musi Landas sepanjang 33,9 km dikerjakan dalam 2 Seksi yakni Seksi 2A ruas Jakabaring-Kramasan sepanjang 9 km dan telah beroperasi Januari 2020. Berikutnya, Seksi 2B ruas Kramasan – Musi landas sepanjang 24.5 Km dalam tahap konstruksi. Selanjutnya Seksi 3 Musi Landas – Betung sepanjang 44.29 km juga dalam tahap konstruksi.
“Jalan tol Trans Sumatera ini juga ramah lingkungan. Di Provinsi Lampung kita menyediakan terowongan untuk perlintasan gajah. Sedangkan di sini ada jembatan untuk tidak merusak lingkungan, flora maupun fauna. Ada jembatan paling panjang di jalan tol yakni Jembatan Musi yang tidak merusak lingkungan sekitar, kapal juga bisa melintas,” tegasnya.
Direktur Utama PT Waskita Sriwijaya Toll Herwidiakto menyampaikan tantangan pembangunan tol ini karena sebagian konstruksinya berada di atas tanah rawa yang mengandung mineral lempung dan kadar air tinggi. Akibatnya, pengerjaannya membutuhkan metode khusus.
“Penanganan pemeliharaan menjadi isu pada jalan tol terutama Sumatera. Kondisi lahan rawa pasti penanganan secara teknis tidak bisa sempurna. Untuk ruas tol yang sudah beroperasi kontribusi truk ODOL (over dimension over loading) juga perlu perhatian khusus,” ucap Herwidiakto. (BRN)