Kejar Target Marketing Sales 2024, Ini Strategi Intiland

Kiri ke kanan - Komisaris Utama PT Intiland Development Tbk Sinarto Dharmawan, Direktur Utama Hendro S. Gondokusumo, Wakil Komisaris Utama / Komisaris Independen Dr. Sofyan A. Djalil, Komisaris Independen Friso Palilingan dan Wakil Direktur Utama Utama Gondokusumo pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Intiland di Jakarta, Kamis (30/5).
JAKARTA – Perusahaan properti, PT Intiland Development Tbk (Intiland) terus berupaya mengejar target marketing sales pada tahun ini sebesar Rp2,1 triliun. Penjualan dari unit-unit siap pakai di sejumlah proyek perumahan maupun apartemen akan menjadi penopang marketing sales perseroan di 2024.
Di kuartal I-2024, perseroan telah membukukan marketing sales sebesar Rp232,6 miliar, menurun 3,1% dari Rp240,1 miliar pada kuartal I-2023. Kontributor utama penjualan di kuartal pertama tahun ini berasal dari penjualan di segmen rumah tapak senilai Rp117,8 miliar, yang sebagian besar berasal dari penjualan unit rumah di Serenia Hills, Talaga Bestari, Virya Semanan, Magnolia Residence, dan Tierra.
Sedangkan segmen mixed-use & high-rise mencatatkan marketing sales sebesar Rp32,6 miliar, yang terutama berasal dari hasil penjualan stok siap jual proyek-proyek high-rise di Jakarta dan Surabaya. Sementara segmen pengembangan kawasan industri membukukan marketing sales Rp82,2 miliar yang berasal dari penjualan kavling industri di Batang Industrial Park dan gudang di Aeropolis Technopark, Tangerang.
“Kami berusaha mengejar target marketing sales tahun ini, khususnya dari penjualan unit siap pakai,” kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Intiland di Jakarta, Kamis (30/5).
Di kuartal I-2024, Intiland mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp710,9 miliar, turun sebesar 53,9 persen dari Rp1,54 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Pendapatan pengembangan (development income) memberikan kontribusi sebesar Rp508,7 miliar atau 71,6 persen dari total pendapatan usaha perseroan. Adapun pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang diperoleh dari segmen properti investasi memberikan kontribusi Rp202,2 miliar atau 28,4 persen dari total pendapatan usaha Intiland.
Perseroan memproyeksi pasar properti di tahun 2024 akan berangsur-angsur membaik di tengah berbagai tantangan. Terlebih, didorong masih tingginya tingkat kebutuhan properti masyarakat, khususnya produk hunian menjadi ceruk potensial bagi pertumbuhan sektor properti.
Mencermati kondisi dan ceruk pasar tersebut, sebut Archied, Intiland menyiapkan sejumlah langkah penting untuk meningkatkan kinerja penjualan, salah satunya lewat peluncuran program promo pemasaran “Intiland Sunshine Fair.”
Program promo penjualan ini menyediakan berbagai ragam kebutuhan properti masyarakat, seperti rumah tapak, apartemen, SOHO, ritel, pergudangan, hingga unit perkantoran.
“Tahun ini kami akan fokus pada upaya peningkatan penjualan, khususnya terhadap unit-unit stok dan inventori di setiap proyek. Peluncuran proyek-proyek baru tetap menjadi salah satu opsi strategi pertumbuhan, asalkan dijalankan secara hati-hati dan mempertimbangkan daya serap pasar,” ujar Archied.
Perubahan Direksi
Di dalam RUPS Tahunan tersebut, para pemegang saham menyetujui tujuh agenda rapat yang diusulkan perseroan termasuk perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris perseroan.
Berkaitan dengan agenda perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris, Corporate Secretary Intiland Theresia Rustandi mengatakan bahwa pemegang saham telah menerima pengunduran diri Moedjianto Soesilo Tjahjono dari jabatannya selaku Wakil Direktur Utama Perseroan dan Ping Handayani Hanli dari jabatannya selaku Direktur Perseroan.
“Untuk selanjutnya, RUPS Tahunan memberikan persetujuan atas pengangkatan Ping Handayani Hanli sebagai Komisaris dan Novita Anggriani sebagai Direktur Perseroan yang baru,” kata Theresia saat konferensi pers.
Novita Anggriani bergabung dengan Intiland sejak tahun 2015 dan menduduki sejumlah jabatan penting sebagai General Manager Perseroan dan Direktur di beberapa anak perusahaan. Sebelum di Intiland, Novita Anggriani memiliki pengalaman di bidang realestat dengan jabatan strategis di PT Jones Lang LaSalle Indonesia, Badan Penyehatan Perbankan Nasional, serta PT Colliers Jardine Indonesia.
Melalui RUPS Tahunan, pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023 senilai Rp174,1 miliar. Dari perolehan laba bersih tersebut, sebesar Rp2 miliar digunakan sebagai dana cadangan wajib Perseroan serta sisa laba bersih sebesar Rp172,1 miliar akan dicatat sebagai saldo laba.
Hingga 31 Desember 2023, perseroan telah menggunakan seluruh dana yang diperoleh sesuai dengan peruntukan. Sebesar Rp119,9 miliar digunakan untuk pembayaran sebagian utang pokok perseroan dan entitas anak, sebesar Rp126,8 miliar untuk penambahan modal kerja Perseroan dan entitas anak, dan sisanya sebesar Rp3,2 miliar untuk biaya penawaran umum.
Archied mengungkapkan kinerja Intiland di tahun 2023 relatif membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp3,9 triliun, naik Rp758,1 miliar atau 24 persen dibandingkan tahun 2022. (MRI)