Perusahaan Asing Relokasi, Prospek Kawasan Industri Merekah

0
934

Jakarta – Prospek kawasan industri kembali merekah seiring rencana relokasi sejumlah perusahan asing ke Indonesia pada tahun ini. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat ada 136 investor asing yang akan merelokasi investasinya ke Indonesia tahun 2021 dengan potensi investasi USD 19,68 miliar serta target penyerapan tenaga kerja mencapai 59.750 orang.

“Berapapun besarnya investasi yang akan masuk ke Indonesia, yang terpenting adalah ketersediaan lahan. Selain Kawasan Industri Terpadu Batang yang menjadi salah satu tujuan investasi, terdapat berbagai kawasan industri lain yang akan segera tersedia,” kata Director Industrial & Logistics Services Colliers International Indonesia Rivan Munansa dalam keterangan resmi yang diterima industriproperti.com, Kamis, 11 Februari 2021.

Lebih jauh Rivan menyebutkan, pengembang perlu memastikan semua izin sudah siap karena dengan masuknya investor harus ada perbaikan yang nyata di area ini. Pengembang perlu memastikan bahwa persiapan juga mencakup terbitnya izin Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan izin pengembangan kawasan industri.

Selaim itu, pengembang juga mempersiapkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung, penentuan infrastruktur kelistrikan, kebutuhan fasilitas WTP (Water Treatment Plant) dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah/Waste Water Treatment Plant) sudah jelas, dan berapa banyak lahan yang nantinya akan diolah.

“Masalah ini penting agar investor merasa percaya diri dalam mengambil keputusan. Perkembangan infrastruktur pemerintah yang cukup besar saat ini juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia,” terang Rivan.

Dari sisi lokasi, daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) atau Pulau Jawa memiliki peluang yang cukup baik. Namun, hal ini mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena faktor ketidakpastian secara global saat ini, dan juga kesiapan infrastruktur yang ada.

“Untuk saat ini, tampaknya kawasan industri yang ada masih menjadi fokus perluasan, ditambah dengan kawasan di sekitar Patimban, Batang atau bahkan Kendal, Semarang,” tandas Rivan.

Namun, rencana strategi investasi oleh pemerintah juga secara jelas mengacu pada perluasan kawasan industri kedepannya. Kondisi sektor industri dan logistik tahun ini bakal lebih baik dibandingkan tahun lalu, meski peningkatannya tidak terlalu signifikan.

Masuknya industri-industri baru, imbuh Rivan, seperti kendaraan listrik dan baterai menunjukkan peluang besar bagi kawasan industri di Indonesia untuk menyambut berbagai jenis industri lainnya. “Selain kesiapan khusus untuk industri baru, ada persiapan lain, seperti keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kendal. Kemudian sekitar Patimban dan beberapa daerah lainnya. Ada juga potensi bagi industri tertentu yang memasuki KEK untuk mendapatkan tax holiday,” jelas Rivan.

Masuknya kendaraan listrik dan baterai ke pasar tampaknya akan menjadi bintang baru bagi sektor industri dan logistik di Indonesia. Namun, barang konsumsi dan e-commerce akan terus meluas, dan juga data center serta fasilitas cold storage masih tetap berkembang, seperti halnya berbagai industri lainnya.

Sepanjang 2020, BKPM mencatat ada 16 perusahaan asing merealisasikan investasi dengan nilai mencapai USD 7,15 miliar. Tenaga kerja yang terserap dari investasi tersebut sebanyak 68.600 orang.

Secara kumulatif, pencapaian realisasi investasi tahun 2020 (Januari-Desember) berhasil mencapai Rp 826,3 triliun atau 101,1 persen dari target Rp 817,2 triliun. Sepanjang tahun 2020, realisasi investasi PMDN mencapai Rp 413,5 triliun (50,1 persen), sedangkan PMA sebesar Rp 412,8 triliun (49,9 persen). Perolehan pada tahun 2020 tersebut mampu menyerap hingga 1.156.361 TKI dengan total 153.349 proyek investasi.

Untuk sektor properti mencakup perumahan, kawasan industri dan perkantoran, total realisasi investasi PMDN dan PMA mencapai Rp 76,4 triliun di 2020. Nilai tersebut 9,2 persen dari keseluruhan realisasi investasi. (BRN)