Suplai Melimpah, Harga Properti Tumbuh Melambat

Ilustrasi Pertumbuhan Harga Properti (Foto: SAN)
Jakarta – Pada kuartal ketiga 2021, indeks harga properti hunian tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,80 persen secara kuartalan. Berdasarkan laporan Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), pertumbuhan tersebut sedikit mengalami perlambatan ketimbang kenaikan pada kuartal sebelumnya, yaitu sebesar 2,24 persen secara kuartalan.
“Tren kenaikan harga properti pada kuartal ketiga 2021 yang tumbuh secara terbatas menurut hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia tersebut sejalan dengan data dari Rumah.com Indonesia Property Market Index yang juga menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan kenaikan harga properti jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” terang Country Manager Rumah.com, Marine Novita dalam keterangan persnya, Rabu, 24 November 2021.
Marine melanjutkan, berdasarkan jenis propertinya, rumah tapak dan apartemen masing-masing mengalami peningkatan sebesar 1,81 persen dan 0,84 persen ketimbang kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter). Adapun secara tahunan (year-on-year), harga properti secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 3,24 persen. Harga rumah tapak naik 4,39 persen, sementara harga apartemen turun 2,57 persen.
Melambatnya kenaikan harga properti hunian ini sepertinya disebabkan oleh melimpahnya suplai pada kuartal ketiga 2021. Ini terlihat dari indeks suplai mengalami kenaikan sebesar 9,58 persen secara kuartalan. Sebelumnya, indeks suplai properti sempat mengalami penurunan sebesar 2,13 persen secara kuartalan pada Q2 2021.
Sementara jika dilihat dari jenis propertinya, indeks suplai rumah tapak meningkat sebesar 9,44 persen secara kuartalan. Sedangkan, apartemen naik sebesar 7,31 persen secara kuartalan. Pertumbuhan harga dan suplai ini tampaknya terdorong oleh kondisi perekonomian nasional dan insentif serta kebijakan pemerintah terhadap sektor properti yang terus berjalan.
Marine menambahkan jika melihat data hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, secara kuartalan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada Kuartal Ketiga 2021 tumbuh terbatas. IHPR pada Q3 2021 tercatat tumbuh sebesar 0,34 persen (quarter-to-quarter), lebih rendah ketimbang 0,45 persen (quarter-to-quarter) pada Q2 2021.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah pun juga terus mendorong industri properti di tanah air dengan serangkaian kebijakan dan stimulus. Insentif pembebasan Pajak Penambahan Nilai (PPN) properti mengalami perpanjangan hingga Desember 2021. Kemudian perpanjangan kebijakan uang muka alias down payment (DP) nol persen berlanjut sampai Desember 2022.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI7DRR sebesar 3,5 persen pada November 2021. Di sisi lain, sejumlah pemerintah daerah memberlakukan insentif tambahan berupa diskon Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sehingga secara umum pasar properti masih berpihak kepada konsumen.
“Pasar properti masih berada dalam kondisi buyer’s market. Kendati tren harga properti mulai meningkat, bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sendiri masih berada di angka yang paling rendah dalam lima tahun terakhir. Pemerintah juga masih memberikan cukup banyak insentif dan stimulus untuk membantu masyarakat dalam meringankan biaya transaksi pembelian properti,” jelas Marine.
Pada Q4 2021, RIPMI juga menunjukkan adanya kenaikan harga properti pada semua tipe properti. Insentif pembelian baru dari pemerintah juga turut mendorong konsumen untuk mencari hunian idaman mereka sesegera mungkin. Situasi yang semakin membaik ini pun membuat pengembang merasa lebih optimistis menghadapi prospek industri properti ke depan.
“Setelah pengembang sempat mengurangi suplai demi menghabiskan stok hunian yang ada, kini pembangunan rumah tapak dan apartemen kembali ditingkatkan. Konsumen juga tidak lagi merasakan ketakutan dan menghindari area pusat kota yang cenderung lebih padat. Pasar properti di wilayah metropolitan tampaknya tengah mencari keseimbangan baru, menyesuaikan preferensi konsumen yang kembali berubah setelah pandemi mulai terasa mereda,” pungkas Marine. (SAN)