Page 8 - Majalah RealEstat Indonesia Edisi Juni 2023
P. 8

TOPIK UTAMA





























                  PROGRAM RUMAH BERSUBSIDI

                  DI TEPI JURANG!









          TIGA ASOSIASI PENGEMBANG MENYESALKAN SIKAP PEMERINTAH YANG TERUS MENUNDA DAN MENGULUR-ULUR PENYESUAIAN HARGA RUMAH
          SUBSIDI. BERTAHUN-TAHUN HARGA TIDAK DIREVISI, KINI BANYAK PENGEMBANG YANG KOLAPS ATAU BERALIH KE SEGMEN KOMERSIAL.
          PASOKAN RUMAH SUBSIDI PUN TERANCAM!

               iga  asosiasi  pengembang  yakni  Realestat  Indonesia  (REI),   Dijelaskan, pengembang tidak bisa membangun hanya dengan
               Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh   modal tanah saja, tetapi juga butuh bahan-bahan material. Sementara
               Indonesia (Apersi) serta Himpunan Pengembang Permukiman   setiap tahun harga material bangunan pasti naik, dan kenaikan tersebut
          T dan Perumahan Rakyat (Himperra) mendesak pemerintah un-  harus diikuti oleh pengembang karena harga bahan bangunan meng-
          tuk secepatnya mengumumkan kenaikan harga baru rumah subsidi   ikuti mekanisme pasar. Maria memberi contoh harga besi yang naik lebih
          yang sudah tiga tahun tidak pernah naik.             dari 90% sejak 2020.
             Wakil Ketua Umum DPP REI, Maria Nelly Suryani menegaskan selama   Pemerintah sepatutnya peduli dengan fakta di lapangan yang diha-
          masih ada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan Pemerintah   dapi pengembang tersebut. Terlebih, pengembang swasta selama ini
          Indonesia memiliki keberpihakan kepada MBR, maka Program Sejuta   sudah membantu tugas pemerintah untuk menyediakan hunian untuk
          Rumah (PSR) terutama penyediaan rumah bersubsidi seharusnya tetap   rakyat.
          terus berlanjut. Pengembang juga masih berkomitmen tinggi untuk   Tapi dalam kenyataannya, ungkap Maria, dalam tiga tahun terakhir
          membantu tugas pemerintah dalam menyediakan rumah untuk MBR.  penyesuaian harga justru ditunda-tunda dengan berbagai alasan terma-
             Tetapi  dia  menegaskan,  pembangunan  rumah  bersubsidi  yang   suk dalih harmonisasi. Pengumuman kenaikan harga rumah subsidi
          berbasis pada Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) saat ini   dijanjikan dari bulan ke bulan, tetapi hingga sekarang (berita ini ditulis
          mengalami banyak masalah. Selain tidak ada kenaikan patokan harga   Sabtu 10 Juni 2023) kabar yang dinanti tersebut tak kunjung datang.
          jual sejak 2020, pengembang juga dituntut meningkatkan kualitas ru-  Penegasan serupa disampaikan Ketua Umum DPP Apersi, Junaidi
          mah yang syaratnya terlalu teknis layaknya kontraktor.  Abdillah. Menurutnya, harga material dan tanah yang semakin melam-
             “Tidak apa sih dituntut kualitas dengan spek yang tinggi asal harga   bung tinggi tanpa ada penyesuaian harga jual membuat banyak pe-
          berimbang. Ada barang, ada harga! Jika syarat itu tetap dipaksakan   ngembang kesulitan.
          dampaknya pasti semakin banyak pengembang rumah subsidi yang   “Situasi ini sangat memberatkan pengembang. Akibatnya banyak
          tumbang atau beralih ke rumah komersial,” tegas Maria Nelly pada   pengembang sudah beralih meninggalkan rumah bersubsidi. Karena
          diskusi media yang diadakan Indonesia Housing Creative Forum (IHCF)   untuk membangun kembali sudah sulit terutama akibat harga bahan
          bekerjasama dengan Real Estate Editors Community (RE2C) di Jakarta,   material yang sudah naik berlipat-lipat kali,” ungkapnya.
          Jumat (19/5) lalu.

          8   |  Edisi 198, Juni 2023  |  RealEstat Indonesia
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13