Akhir 2022, BPJT Terapkan Transaksi Nirsentuh di Jalan Tol

BPJT akan menerapkan inovasi dan transformasi digital di jalan tol dengan konsep intelligent toll road system (ITRS) yakni transaksi non tunai nirsentuh mulai akhir tahun 2022.
0
822

Jakarta – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan menerapkan inovasi dan transformasi digital di jalan tol dengan konsep intelligent toll road system (ITRS) yakni transaksi non tunai nirsentuh mulai akhir tahun 2022.

Skenario ini sebagai bentuk komitmen menghadirkan pelayanan secara optimal kepada pengguna jalan tol.  “Kami akan memperkenalkan transaksi nirsentuh di jalan tol menggunakan teknologi onboard unit yang terhubung dengan satelit. Pengguna jalan tol bisa langsung melewati gate tol tanpa perlu berhenti untuk tapping e-money,” ucap Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit, dalam siaran persnya, Rabu, 3 Maret 2022.

BPJT akan mengujicobakan teknologi MLFF di beberapa ruas jalan tol pada tahun ini. Adapun target operasionalisasi 100% pada akhir tahun 2023.

Selain transaksi non tunai nirsentuh pada jalan tol atau multi lane free flow (MLFF), BPJT juga memberlakukan transformasi digital lainnya guna pengendalian kendaran over load over dimension (ODOL).

Uji coba pengendalian kendaraan ODOL sudah mulai di Jalan Tol Tangerang-Merak. BPJT mematok target instalansi pada seluruh ruas tol pada tahun 2022 dan beroperasi penuh pada tahun 2023.

“Pengendalian ODOL akan menggunakan scanner dimensi pada kamera dan timbangan pengukuran yang terpasang di jalan tol. Pengukuran berat kendaraan tetap bisa dilakukan saat kendaraan masih berjalan,” kata Danang.

Transformasi Tata Kelola

Hingga Desember 2021, jalan tol yang telah beroperasi sepanjang 2.457 km terdiri dari 64 ruas jalan tol yang dikelola 45 badan usaha jalan tol (BUJT). Untuk menjaga iklim investasi dan pelayanan jalan tol kepada masyarakat, Kementerian PUPR mendorong adanya transformasi, inovasi, dan modernisasi sebagai tema pengembangan jalan tol tahun 2019-2024.

“Transformasi melalui penciptaan nilai tambah dari aset jalan tol yang ada. Inovasi di bidang teknologi, pembiayaan, dan pengelolaan jalan tol. Sedangkan modernisasi melalui penciptaan user experience yang lebih baik dan manajemen aset jalan tol,” kata Danang.

Menurut Danang, saat ini korporasi jalan tol fokus pada tiga strategi, yaitu cost leadership, revenue enhancement, dan cash management. Selain itu, strategi korporasi jalan tol juga menjalankan pemanfaatan aplikasi digital untuk efektivitas dan user experience yang lebih baik.

“Inovasi pembiayaan pengusahaan jalan tol yang terdiri dari pembiayan lahan, pembiayaan ekuitas, pembiayaan pinjaman, dan pembiayaan risiko perlu untuk mengurangi risiko investasi, mengurangi cost of capital dan mengelola cashflow,” ujarnya. (BRN)