
Ketua DPD REI Banten Roni Hardiriyanto Adali (Foto: REI Banten)
Jakarta – Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) selaku ujung tombak penyaluran dana bagi rumah bersubsidi telah menggandeng 38 Bank Pelaksana. Seluruh bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tentunya bersaing ketat untuk menggaet calon debitur . Lantas, seperti apa harapan pelaku usaha terkait kualitas pelayanan yang mestinya diberikan oleh setiap bank?
“Kami ingin adanya peningkatan kualitas pelayanan perbankan agar lebih baik lagi. Bagi pelaku usaha, yang terpenting adalah kecepatan proses dalam pengajuan KPR Subsidi,” tukas Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Banten, Roni Hardiriyanto Adali, seusai menyaksikan Akad Massal 4.675 KPR Sejahtera FLPP bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, di Serang, Selasa, 30 Maret 2021.
Percepatan proses hingga fase persetujuan akad KPR Subsidi, imbuh Roni, tentunya akan menyuntikkan semangat bagi para pengembang hunian khusus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Untuk pencairan setelah akad KPR juga hendaknya jangan lambat. Selama ini, setelah akad KPR Subsidi pencairan dananya baru dapat terlaksana lebih dari seminggu. Sebab, pencairan dana itu memang menunggu persetujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” tegas Roni.
Terkait akad KPR Sejahtera di BNI, lanjut Roni, pihaknya mengapresiasi sikap responsif dari bank pelat merah itu dalam perbaikan kualitas pelayanan. Namun, ada sejumlah masukan yang dia sampaikan guna lebih meningkatkan kualitas pelayanan BNI terhadap calon debitur KPR Sejahtera.
“BNI perlu melakukan relaksasi sejumlah persyaratan terkait administrasi. Misalnya, relaksasi untuk calon debitur yang penghasilannya tidak dibayar via transfer perbankan. Di Provinsi Banten ada perusahaan berskala besar yang melakukan pembayaran gaji karyawannya tidak melalui transfer perbankan,” cetus Roni.
Dalam momentum akad KPR Sejahtera massal ini, tegas Roni, menjadi strategi BNI untuk lebih cepat lagi dalam hal proses persetujuan akad KPR. Dia juga meminta adanya percepatan proses SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit) serta realisasi akad KPR Sejahtera. “Saat ini bank sebelah lagi lari kencang, BNI harus lebih kencang lagi. Kalau perlu terbang,” tegasnya.
Sebelumnya, REI Banten optimistis dapat menuntaskan target pembangunan 12.000 unit rumah bersubsidi sepanjang tahun ini. “Data dari teman-teman anggota REI Banten. Yang sudah terealisasi sekitar 3.000 unit sejak Januari – Maret 2021,” ungkap Roni. (BRN)