Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Dunia Usaha Didorong Lakukan Ekspansi

Pemerintah berharap adanya pertumbuhan kredit guna menciptakan pertumbuhan ekonomi melalui ekspansi dunia usaha.
0
398

Jakarta – Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) dalam Laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Januari 2022 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 di angka 5,6%. Untuk itu, Pemerintah berharap adanya pertumbuhan kredit guna menciptakan pertumbuhan ekonomi melalui ekspansi dunia usaha.

“Kuatnya perekonomian Indonesia yang sudah terlihat tahun ini dan akan berlanjut pada tahun 2023 adalah bukti relatif cepatnya pemulihan ekonomi Indonesia. Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang efektif di 2021 dan adanya fokus penciptaan tenaga kerja selain kesehatan dan perlindungan masyarakat di 2022 tentunya menjadi faktor penting. Kita perlu jaga momentum pemulihan ke depan dengan tetap waspada terhadap berbagai risiko,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, di Jakarta, Rabu, 26 Januari 2022.

Febrio menjelaskan, prediksi pertumbuhan ekonomi AS mengalami penurunan dari 5,6 persen di 2021, menuju 4,0 persne di 2022, dan 2,6% di 2023. Dalam periode yang sama, proyeksi pertumbuhan Tiongkok adalah 8,1 persen, 4,8 persen dan 5,2 persen. Sedangkan di Eropa sebesar 5,2 persen, 3,9 persen dan 2,5 persen. India diproyeksikan tumbuh tinggi sebesar 9,0 persen di 2021 dan 9,0 persen di 2022, dan kemudian mengalami moderasi menjadi 7,1 persen di 2023.

Sementara di kawasan ASEAN-5, pertumbuhan ekonomi justru berada dalam tren meningkat. Dalam periode 2021-2023, Indonesia diramalkan akan bertumbuh kuat sebesar 3,3 persen, 5,6 persen dan 6,0 persen. Sedangkan Malaysia 3,5 persen, 5,7 persen dan 5,7 persen. Dalam periode yang sama, pertumbuhan PDB Thailand akan berada pada 1,3 persen, 4,1 persen dan 4,7 persen. Adapun Filipina sebesar 4,6 persen, 6,3 persen dan 4,9 persen.

Ekspansi Usaha

Pemerintah berharap dunia usaha melakukan ekspansi usaha dengan meningkatkan pertumbuhan kredit. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi. Data per Desember 2021, pertumbuhan kredit Indonesia sekitar 5,2 persen.

“Kita ingin kredit itu tumbuhnya double digit. Hal ini agar dunia usaha punya sumber-sumber pendanaan untuk membiaya ekpansi usahanya,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

Pertumbuhan kredit membuat dunia usaha memiliki pendanaan guna mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat membantu memulihkan ekonomi Indonesia. “Semoga ke depan teman-teman pengusaha muda makin yakin dengan pemulihan ekonomi kita, tambah lagi ekspansi dunia usahanya. Ini yang menjadi sumber pertumbuhan,” ujar Wamenkeu.

Lebih lanjut, Wamenkeu menegaskan bahwa kredit atau utang merupakan alat yang digunakan pemerintah dan pengusaha untuk melakukan ekspansi dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. “Utang adalah alat kita. Pengusaha yang sehat itu pasti punya utang. Karena utang memungkinkan pengusaha untuk ekspansi. Di pemerintahan juga sama,” kata Wamenkeu. (BRN)