Industri Properti Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional

Sektor properti akan selalu menjadi leading sector baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.
0
789
ilustrasi industri properti

Jakarta – Industri properti dipercaya menjadi lokomotif pemulihan ekonomi Nasional (PEN). Sektor properti akan selalu menjadi leading sector baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.

“Berbicara tentang industri properti sebagai lokomotif PEN, kita semua sebetulnya bisa memastikan bahwa sektor properti akan selalu menjadi leading sector baik pada saat ini maupun masa yang akan datang,” jelas Staf Khusus Menteri Bidang Perumahan Kementerian PUPR, Iskandar Saleh dalam Webinar Properti Sebagai Lokomotif PEN, Kamis, 10 Maret 2022.

Lebih jauh Iskandar menuturkan, industri properti, khususnya pembangunan rumah sederhana menggunakan banyak produk dalam negeri. Alhasil, secara nasional tidak menimbulkan beban pada neraca defisit keuangan negara. Selain itu, menciptakan lapangan kerja berupa tenaga kerja langsung dalam jumlah besar.

“Industri dan bisnis properti hadir untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas di rumah. Industri dan bisnis properti memiliki multiplier effect yang sangat besar karena mampu menggerakkan sekitar 174 industri mulai dari sektor jasa, bahan bangunan hingga sektor keuangan. Sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja tidak langsung,” terang Iskandar.

Sebagai gambaran, imbuh Iskandar, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Kuartal IV-2021 yang mencapai 5,02 persen. Angka itu, jauh di atas Kuartal I-2021 yang -0,7 persen. Kontribusi sektor properti mengalami peningkatan 13,1 persen yang bersumber dari sektor konstruksi (10,48 persen) dan sektor realestat (2,65 persen).

Dampak Positif

Dalam dua tahun terakhir, sektor properti menjadi salah satu industri yang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ini tidak terlepas dari kebijakan dan stimulus dari pemerintah, Bank Indonesia, dan OJK dalam mendorong kepemilikan rumah.

“Tidak bisa dipungkiri selain sangat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional, sektor properti khususnya sektor perumahan juga membawa beberapa tantangan terkait pembenahan di sisi pasokan dan di sisi permintaan,” kata Iskandar

Seirama dengan Iskandar, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI), Paulus Totok Lusida mengatakan, kontribusi sektor properti untuk perekonomian nasional sangat besar.

“Kontribusi properti terhadap PDB seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden saat Rakernas REI kemarin adalah 13,6 persen meskipun resminya di BPS masih masih 2,5 persen. Sektor properti juga mampu menyerap tenaga kerja hingga 8,5 juta pekerja. Atau 6,95 persen dari total tenaga kerja nasional tahun 2020,” kata Totok. (SAN)