Pelaku Usaha Optimis Performa Pusat Perbelanjaan Bakal Mentereng

Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan mengalami tren kenaikan terus sejak pemerintah memberlakukan berbagai pelonggaran yang dimulai sejak awal Agustus 2021 lalu.
0
183
Ilustrasi Pusat Perbelanjaan

Jakarta – Pelaku usaha menyatakan optimisme tinggi bahwa performa pusat perbelanjaan akan jauh lebih baik di tahun 2022. Salah satu indikatornya adalah tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan mengalami tren kenaikan terus sejak pemerintah memberlakukan berbagai pelonggaran sejak awal Agustus 2021 lalu.

“Kondisi usaha pada tahun 2022 diperkirakan akan jauh lebih baik dari tahun 2020 dan 2021.  Target pemerintah untuk menyelesaikan vaksinasi 70 persen dari populasi pada bulan Maret hingga April 2022 akan mendorong pemulihan kondisi usaha,” jelas Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja saat dihubungi industriproperti.com, Sabtu, 15 Januari 2022.

Alphonzus melanjutkan, rata-rata tingkat kunjungan pada tahun 2021 lalu adalah sekitar 60 persen. Angka itu, lebih tinggi dari rata-rata tingkat kunjungan pada tahun 2020 yang hanya sekitar 50 persen ketimbang kondisi sebelum tahun 2019.

Faktor postif lainnya yang menjadi pendorong pulihnya sektor pusat perbelanjaan adalah pelaksanaan program vaksinasi booster oleh pemerintah. Prediksinya, kondisi pusat perbelanjaan akan mulai pulih di semester pertama tahun ini.

“Kondisi usaha pusat perbelanjaan akan mulai berangsur pulih normal pada paruh kedua tahun 2022 ini sehingga rata – rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada tahun 2022 ini akan mencapai berkisar 70 persen – 80 persen,” urai Alphonzus.

Saat ini, imbuh Alphonzus, para penyewa sudah mulai semangat dan kepercayaan sudah mulai pulih untuk kembali memulai membuka usaha baru. Tren tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan juga terus meningkat sejak pemerintah memberlakukan pelonggaran mulai awal Agustus 2021 yang lalu.

“Tren ini akan terus meningkat pada tahun ini sehingga tingkat okupansi pada tahun 2022 targetnya sekitar 80 persen. Angka itu naik sekitar 10 persen dari rata-rata tahun 2020 – 2021 sekitar 70 persen,” kata Alphonzus.

Kontributor Utama

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan, Food & Beverage (F&B) retailer masih menjadi kontributor utama untuk menjaga tingkat hunian di pusat perbelanjaan. Penyewa-penyewa besar seperti fast fashion juga tetap ekspansif dan mengisi ruang-ruang kosong menggantikan department store yang tumbang.

“Tingkat hunian di Jakarta dan BoDeTaBek sama-sama tercatat sekitar 70 persen. Jumlah pengunjung harian ke mall turun 40 persen ketimbang tahun 2019,” ucap Ferry.

Proyeksi di 2022, terbatasnya jumlah pasokan di Jakarta proyeksinya akan mulai meningkatkan kembali tingkat hunian. Sementara itu, penyewa-penyewa seperti pasar swalayan dengan konsep yang lebih fresh akan ekspasif. Demikian halnya penyewa berkonsep gaya hidup, seperti perlengkapan alat-alat rumah tangga, kesehatan dan kosmetik juga akan terus ekspansif. (SAN)