Tinggal di Apartemen dan Punya Bayi? Begini Tipsnya!

Ilustrasi Apartemen (Foto: Istimewa)
Jakarta – Tinggal di apartemen bagi orang Indonesia memang belum menjadi kebiasaan. Apalagi bagi mereka yang sudah memiliki anak biasanya memilih rumah tapak meski harus ke pinggiran kota. Sebab, rumah tapak di Jakarta makin sulit dicari dan tentu saja dengan harga selangit.
Namun, apartemen juga mulai dilirik semenjak pandemi karena dianggap memiliki fasilitas yang lengkap sehingga memudahkan dalam berbagai hal. Di sisi lain, bagaimana dengan mereka yang sudah memliki anak?
Memiliki balita dan tinggal di apartemen tentu bukan hal yang mudah. Jadi, apa saja yang harus diperhatikan? Ini daftarnya!
1. Pilih Apartemen Khusus untuk Keluarga
Berbeda dengan orang yang single, keluarga membutuhkan ruang yang lebih luas. Apalagi pada usia balita anak-anak masih suka menangis dan membuat keributan. Hal ini menjadi hal yang agak sulit bagi mereka yang tinggal di apartemen untuk tidak mengganggu penghuni lain.
Oleh karena itu, upayakan mencari apartemen yang memang diperuntukan untuk keluarga. Biasanya apartemen yang banyak ditinggali keluarga juga lebih toleran dan memiliki organisasi bersama untuk saling mengawasi anak-anak.
Ditambah lagi, apartemen yang biasanya diperuntukan untuk keluarga dan orang tua juga biasanya memiliki fasilitas daycare. Fasilitas tersebut untuk membantu menjaga si kecil apabila dalam keadaaan mendesak.
Meski masih jarang di Indonesia bukan berarti tidak mungkin dilakukan mencari apartemen yang ramah bagi keluarga. Tentu saja sedikit sulit untuk menyelaraskan kegiatan kaum urban dengan keluarga dengan tinggal di apartemen dan di pusat kota. Namun, jangan patah semangat dan utamakan keselamatan ya!
2. Memperhatikan Area Berbahaya
Jendela dan pintu selalu mendatangkan masalah bagi anak-anak kecil yang baru belajar berjalan dan mereka yang tertarik untuk menjelajahi lingkungan. Ditambah lagi, kalau tinggal di lantai yang tinggi, zona bahaya seperti, pintu, jendela, dan balkon ini sangat penting.
Pastikan bahwa jendela memiliki kunci pengaman jika mereka tidak berada dalam jangkauan orang tua. Saat ini, banyak pula pengamanan ganda ramah anak yang bisa pembeliannya bisa secara online maupun offline. Mengeluarkan dana sedikit tentu tidak mengapa demi keselamatan anak bukan?
Jika memiliki balkon, pastikan semuanya tertutup rapat dengan jaring, gerbang, atau kayu. Anak-anak sangat suka memanjat sehingga jauhkan pula hal-hal yang membuat mereka mau memanjat, dan menambah bahaya di sekitar mereka.
Jauhkan furnitur sejauh mungkin dari tepi. Usahakan pula tidak meninggalkan anak-anak di balkon dalam keadaan apa pun.
3. Perhatikan Lorong, Lift, dan Tangga Darurat
Apartemen biasanya memiliki fasilitas umum yang lengkap termasuk area bermain untuk anak. Namun, biasanya orang tua yang kerap tidak bisa menemani sang anak main, sehingga mudahnya membiarkan anak bermain di lorong, lift, dan juga tangga darurat, padahal, area ini bisa sangat berbahaya.
Misalnya lorong bisa saja ada sampah ataupun genangan air yang bisa membuat anak terpelesat, kalau si kecil bermain bola di sana tentu akan menggangu ketenangan tetangga. Soal tangga darurat tentu sangat berbahaya kalau mereka sampai terjatuh apalagi kalau lantai tempat tinggal terbilang tinggi.
Sedangkan lift dengan pintu otomatis akan sangat rentan menjepit tubuh si kecil. Selain itu, kalau sampai ada orang yang asing masuk dan mengganggu si kecil.
Usahakan si kecil setidaknya kenal dengan tetangga agar dapat lebih membedakan antara tetangga dan orang asing. Hal tersebut juga membuat tetangga lebih mudah untuk membantu mengawasi. Tidak lupa, Instruksikan anak untuk tidak memasuki apartemen penduduk lain tanpa izin.
Si kecil mungkin ingin menyapa penduduk gedung lainnya, dan ini tidak masalah, tetapi peringatkan mereka agar berhati-hati dengan orang-orang yang tidak mereka kenal. Memang tak mudah untuk tinggal di apartemen karena memiliki pengawasan dan risiko keselamatan yang berbeda dengan rumah. Karenanya, mari jangan keamanan anak di apartemen, jangan sampai lengah dan tetap selalu waspada.
4. Tutup Soket dan Jauhkan Kabel
Tidak seperti rumah, apartemen dikendalikan oleh manajemen yang lebih tinggi dan bangunan tidak selalu mengikuti standar pribadi. Semakin tua gedungnya, boleh jadi soket listrik mungkin lebih berbahaya.
Baik di rumah apalagi di apartemen, listri adalah musuh orang tua dengan anak-anak, oleh karena itu, penting untuk dilakukan adalah membuat pengamanan listrik apartemen. Jauhkan semua kabel dari pandangan, sebaiknya amankan ke dinding.
Simpan semua soket yang tidak terpakai. Pastikan anak-anak mengerti bahwa mereka tidak boleh menyentuh soket atau menarik kabel.
5. Jauhkan Obat-Obatan dan Bahan Kimia
Mencicipi adalah cara naluriah untuk bereksperimen yang mungkin sekali anak lakukan. Di apartemen sendiri mungkin orang tua sudah sebisa mungkin menjauhkan hal-hal ini, namun bagaimana dengan penghuni lain?
Bahan kimia rumah tangga bisa sangat berbahaya, jadi waspadalah terhadap orang lain yang meninggalkan bahan kimia beracun yang ada di area penyimpanan, garasi, atau bahkan di dekat pintu masuk apartemen mereka. Sedangkan obat-obatan pribadi di rumah, usahakan simpan di tempat yang tidak terjangkau si kecil. (SAN)