
Gunung Kerinci (Foto: REI Jambi)
Jakarta – Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Jambi menyatakan tertarik untuk berinvestasi di Kabupaten Kerinci, , Provinsi Jambi, yaitu berupa penyediaan beragam fasilitas pendukung industri pariwisata daerah. Untuk itu, DPD REI Jambi akan mengusulkan dibentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kabupaten Kerinci.
“Kami mengusulkan dibentuknya KEK Pariwisata di dua kawasan, yakni Kabupaten Kerinci serta kawasan Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi. Keduanya pantas ditetapkan sebagai situs warisan dunia (World Heritage),” tegas Ketua DPD REI Jambi Ramond Fauzan, saat berbincang dengan industriproperti.com, Sabtu, 6 Februari 2021.
Dia mengungkapkan, pada saat audiensi dengan Bupati Kerinci, Adirozal, Senin, 1 Februari 2021, pihaknya sudah ditawari untuk menanamkan investasi guna pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Kerinci. “Bupati sudah menawarkan REI Jambi untuk berinvestasi di daerahnya,” cetus Ramond.
Untuk mendukung dan meningkatkan kunjungan turis lokal dan mancanegara, Kerinci perlu berbenah dan meningkatkan fasilitas yang ada. Dia juga meyakini bahwa dengan tangan dingin Bupati Adirozal, pemegang gelar doktor bidang pariwisata, sektor tersebut bisa maju dan berkembang pesat di wilayah berjuluk Bumi Sekepal Tanah Surga.
“Untuk mewujudkan hal itu tentu perlu sinergi dengan kabupaten/kota lain di sekitarnya sehingga Provinsi Jambi menjadi destinasi wisata alam dan budaya yang menarik. Tak lupa pula kolaborasi dan peran serta pelaku usaha, akademisi dan masyarakat adat setempat juga sangat diperlukan,” cetus Ramond yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Provinsi Jambi.
Selain pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, prosedur pengusulan pembentukan KEK Pariwisata juga dapat diajukan oleh Badan Usaha. ‘Apabila berjalan mulus, usulan KEK Pariwisata dari Badan Usaha akan diteruskan oleh Kepala Daerah kepada Dewan Nasional (Denas) KEK. Jika disetujui, maka Presiden akan menetapkannya dalam sebuah keputusan,” tutur Ramond.
Ramond optimistis bahwa pengajuan KEK Pariwisata untuk Kerinci kepada Presiden RI Joko Widodo bakal relatif mudah. Hal ini karena jejak ‘romantika’ kisah masa silam Presiden Jokowi di saat mendaki Gunung Kerinci pada tahun 1983. Kala itu, bersama para sahabatnya yang semuanya tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Silvagama Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi muda menjejakkan kaki di puncak gunung tertinggi di Sumatera.
“Seharusnya ‘jualan’ Kerinci ke Pak Presiden Jokowi bisa lebih mudah,” cetus Ramond.
Untuk diketahui, penetapan KEK Pariwisata membutuhkan alur proses serta persyaratan administratif yang sangat ketat. Untuk dapat disetujui, maka harus ada komitmen dari pemerintah setempat yakni pemberian insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak maupun retribusi daerah serta kemudahan berinvestasi lainnya. (BRN)