
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sukses meraup dana segar senilai Rp 4,13 triliun dari hasil penambahan modal melalui perdagangan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dengan suksesnya rights issue itu, Bank BTN mampu melipatgandakan kemampuan pembiayaan perumahan hingga 1,32 juta unit.
Hasil rights issue itu mampu memperkuat struktur permodalan bank pelat merah tersebut. “Bank BTN semakin sehat dan semakin memiliki energi untuk terus ekspansi,” ujar Erick Thohir, dalam keterangan pers, sebagaimana dikutip Rabu, 11 Januari 2023.
Aksi korporasi ini terbilang sukses karena pemegang saham publik langsung memesan hingga melampaui target awal atau oversubscribe sebesar 1,6 kali.
Dalam lima tahun terakhir, Bank BTN mampu menyalurkan kredit untuk 800.000 unit rumah. Setelah adanya penambahan modal, BBTN dapat membiayai hingga 1,32 juta unit rumah.
Menurut Erick, oversubscribed rights issue BBTN merupakan bukti kepercayaan publik pada masa depan bank yang berpusat di Harmoni, Jakarta itu.
Rights issue juga membuktikan kualitas permodalan Bank BTN menjadi semakin tinggi. Pasalnya, bank ini tidak menggantungkan diri pada utang.
Pertahankan Kinerja
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo pada kesempatan terpisah menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah, pemegang saham publik serta pemangku kepentingan lainnya terkait keberhasilan proses rights issue perseroan. “Kami sangat bersyukur, proses rights issue berjalan lancar. Jumlah permintaan yang masuk juga sangat tinggi, sehingga rights issue BTN ini mengalami oversubscribed sekitar 1,6 kali,” ujar Haru.
Haru mengatakan, kelebihan permintaan rights issue membuktikan kepercayaan pemegang saham terhadap kinerja perseroan. Untuk itu, imbuh Haru, pihaknya akan senantiasa menjaga kepercayaan pemegang saham dengan menghasilkan kinerja yang terus bertumbuh positif dan berkelanjutan.
Untuk mendapatkan tambahan modal itu, bank dengan kode saham BBTN ini menerbitkan 3,44 miliar saham baru seri B yang setara dengan 24,54% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. (BRN)