Bank Indonesia Rayu Investor Tiongkok, Prioritas Investasi di 3 Sektor Ini
Jakarta – Bagi Tiongkok, Indonesia secara konsisten menjadi salah satu negara tujuan investasi yang menjanjikan. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) mengajak investor Tiongkok dapat memanfaatkan peluang investasi di Indonesia.
“Beberapa hal penting yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Pertama, stabilitas Rupiah yang terjaga dan likuiditas yang memadai,” ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono dalam keterangannya, Kamis, 26 September 2024.
Doni menjelaskan, stabilitas Rupiah didukung langkah mendorong penggunaan transaksi mata uang lokal (local currency settlement/LCT) untuk perdagangan dan investasi bilateral. Sejak diimplementasikan pada tahun 2021 hingga Juli 2024, nilai transaksi antara Indonesia dan Tiongkok dengan menggunakan mata uang lokal mencapai USD1,2 miliar, dengan rata-rata pengguna bulanan telah mencapai lebih dari tiga ratus perusahaan.
Kedua, kondisi fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketiga, komitmen penuh pemerintah Indonesia pada reformasi struktural, terutama dalam menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif untuk hilirisasi industri dan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian.
Keempat, pertumbuhan digitalisasi yang signifikan. Selama setahun terakhir, pertumbuhan transaksi pembayaran digital berbasis QR code mencapai 200% dengan total lebih dari 52 juta pengguna dan 33 juta merchants. Kelima, komitmen Indonesia untuk mendorong ekonomi yang inklusif dan hijau. Dalam hal ini, Bank Indonesia memainkan peran penting dalam memberikan dukungan kerangka kebijakan makroprudensial yang pro-growth.
Ajakan Bank sentral Indonesia terhadap investor Tiongkok disampaikan pada Indonesia-China Business Forum (ICBF) 2024 yang digelar pada 25-27 September 2024 di Tiongkok, sebagai forum untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Negeri Tirai Bambu, dan mempromosikan investasi di sektor-sektor strategis.
Forum strategis tersebut mengusung tema “Navigating New Horizons: Seizing Investment Opportunities in Indonesia for Stability and Sustainable Growth” ini. Beberapa sektor yang ditawarkan kepada investor asal Negeri Tirai Bambu adalah peluang tersebut di Indonesia khususnya pada proyek strategis energi terbarukan, teknologi digital, serta hilirisasi industri.
Proyek Investasi Investor Tiongkok
Lebih detailnya, BI mempromosikan proyek investasi strategis Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal) di Candi Umbul Telomoyo, Jawa Tengah, kepada kalangan Investor dan asosiasi bisnis/industri, serta perwakilan pemerintah yang menangani kebijakan ekonomi, investasi manufaktur dan ekonomi hijau di Tiongkok.
Tak hanya itu, Forum ICBF 2024 membahas isu diantaranya terkait peluang investasi di sekuritas BI serta peran LCS dalam mengurangi ketergantungan pada valuta asing lain seperti USD, untuk meminimalsir risiko fluktuasi nilai tukar dan meningkatkan efisiensi transaksi lintas negara.
Selain itu, BI juga menerima beberapa pernyataan minat, baik langsung kepada Bank Indonesia maupun Bank perantara, untuk membeli Sekuritas Bank Indonesia. (SAN)