Ini Pemanfaatan Air Tanah Versi Menteri PUPR

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengimbau agar pemanfaatan air tanah harus secara optimal dengan mengacu prinsip save yield.
0
193

Jakarta – Air tanah merupakan sumber air yang relatif lebih mahal ketimbang air permukaan karena proses pengisian kembali air tanah memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk itu, pemanfaatan air tanah harus secara optimal dengan mengacu pada prinsip save yield.

“Optimalisasi pemanfaatan air tanah harus mengedepankan save yield. Bukan semaksimal mungkin untuk suplesi air permukaan. Jadi, yang saya maksud dengan save yield adalah kita memanfaatkan air tanah dengan conjunctive use,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam siaran pers, Rabu, 13 April 2022.

Basuki mendorong seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya air, khususnya air tanah dengan mengedepankan pendekatan keilmuan.

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air (UU SDA), pengelolaan sumber daya air berdasarkan pada wilayah sungai. Pengelolaannya harus memperhatikan keterkaitan penggunaan air permukaan dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan air permukaan. Potensi alamiah sumber daya air di Indonesia baik air tanah maupun air permukaan memang sangat besar. Kendati demikian, perlu pengelolaan yang baik agar terhindar dari krisis air bersih.

“Perlu menyeimbangkan dalam eksplorasi air tanah dengan air permukaan untuk pemanfaatannya. Hal ini agar kemerosotan dapat kita cegah, atau paling tidak kita perpanjang umur air tanah,” kata Basuki.

Kolaborasi antar pemangku kepentingan baik masyarakat, pemerintah, pengusaha, akademisi, peneliti, maupun organisasi profesi bidang air sangat penting dalam rangka memberikan solusi nyata bagi setiap permasalahan air tanah di Indonesia, demi keberlanjutan air tanah yang baik di masa depan.

“Menurut catatan saya ada tiga fokus. Pertama, yang berhubungan dengan konservasi daerah imbuhan, kedua berkaitan dengan save yield untuk policy dan implementasinya. Ketiga, eksplorasi air tanah itu di mana dapat dilakukan,” tutur Basuki.

Hari Air Sedunia

Dalam rangka memperingati Hari Air Dunia ke-30, Kementerian PUPR menggelar Webinar Nasional dengan tema ‘Groundwater: Making the Invisible Visible‘. Menengok tema Hari Air Dunia tahun ini, Menteri Basuki mengingatkan agar berhati-hati dalam membuat sumur resapan untuk menjaga kualitas air tanah. Dalam membangun sumur resapan juga harus memperhatikan water table atau batas muka air tanah agar air yang terserap dari permukaan justru tidak mencemari air tanah.

Acara ini menghadirkan narasumber yakni Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Josaphat Rizal Primana, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono dan Ahli Geologi dari Universitas Gadjah Mada Heru Hendrayana. Sebagai penanggap adalah Guru Besar Institut Teknologi  Bandung Prof Lambok M. Hutasoit dan dosen Teknik Sipil Universitas Diponegoro Robert J. Kodoatie.

“Saya juga ingin mengangkat tema khusus air tanah pada Wold Water Forum di Bali tahun 2024,” tutup Menteri Basuki. (BRN)