Investor Mulai Aktif di Pasar Properti Indonesia

Salah satu sebabnya adalah Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, proporsi penduduk usia produktif yang besar, dan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah.
0
322
Pasar Properti

JakartaPasar properti Indonesia menjadi tujuan menarik bagi para investor untuk berinvestasi. Salah satu sebabnya adalah Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia, proporsi penduduk usia produktif yang besar, dan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah.

“Saat ini, investor asing dan lokal terlihat aktif dalam mencari peluang di beberapa sektor properti, seperti logistik, pusat data (data centre), dan residensial,” jelas Country Head JLL, James Allan dalam cara Media Briefing secara daring, Rabu, 20 April 2022.

Allen melanjutkan, salah satu pengembangan infrastruktur yang akan berdampak positif pada pasar properti antara lain adalah LRT Jabodebek dan pembangunan beberapa ruas jalan tol baru.

Angin segar laju pertumbuhan pasar properti di tahun ini juga berkat beberapa kebijakan pemerintah yang mendukung. Sebut saja pelonggaran pembatasan sosial sepanjang triwulan pertama dengan kegiatan kerja pernah maksimal 75 persen untuk sektor non-essensial. Kemudian kapasitas pusat perbelanjaan bisa mencapai kapasitas 75 persen. Begitu juga dengan restoran.

“Pemerintah masih menerapkan penghapusan PPN untuk hunian yang sudah jadi dengan batasan harga tertentu hingga  September tahun ini. Kita lihat juga ada relaksasi untuk uang muka untuk menstimulus properti. Kita lihat dampaknya cukup positif bagi perumahan tapak khususnya,” sambung Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim.

Yunus menjelaskan, pemerintah masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan LRT Jabodebek yang akan beroperasi tahun ini. “Namun, memang kita harus masih waspada karena masih dibayangi ketidakpastian,” ucap Yunus.

Perkantoran, Pusat Perbelanjaan dan Kondominium

Untuk sektor perkantoran, perkembangan tingkat hunian yang relatif stabil di awal tahun 2022. Angkanya pertumbuhannya adalah 73 persen untuk kawasan CBD dan 74 persen untuk kawasan Non-CBD.

Sebanyak 4 gedung di kawasan CBD akan rampung pembangunannya pada triwulan-triwulan ke depan, berpotensi menambah pasokan sebanyak 270 ribu meter persegi di tahun 2022. Sedangkan untuk kawasan Non-CBD, akan bertambah sebanyak 130 ribu meter persegi pada tahun 2022.

“Beralih ke pusat perbelanjaan di Jakarta, terlihat bahwa restoran dan fasilitas hiburan ramah keluarga menjadi daya tarik untuk pengunjung, didukung oleh taman bermain anak-anak yang diizinkan beroperasi dengan kapasitas 70 persen,” urai Yunus.

Selain kedua kategori tersebut, kategori peralatan rumah tangga juga terlihat cukup aktif untuk dalam membuka toko-toko mereka. Secara umum, tingkat hunian pusat perbelanjaan relatif stabil yaitu 87 persen. Perkiraanya, pasokan pusat perbelanjaan baru bertambah sebesar ±150 ribu meter persegi pada tahun 2022.

Aktivitas penjualan kondominium di Jakarta pada triwulan pertama masih menunjukkan tren yang sama yang terlihat selama dua tahun terakhir. Lemahnya permintaan kondominium di Jakarta masih berlanjut dari tahun lalu. Sebab, para calon pembeli, khususnya investor, masih berhati-hati dalam melakukan pembelian kondominium.

“Terdapat dua proyek kelas atas yang diluncurkan oleh pengembang internasional di triwulan ini. Secara umum, para pengembang masih fokus untuk menjual produk eksisting,” ungkap Yunus.

Senada dengan tren permintaan kondominium di Jakarta, aktivitas penjualan kondominium di area Bodetabek juga terpantau belum sepenuhnya pulih. Tingkat penjualan dan peluncuran proyek kondominium baru mengalami sedikit penurunan pada enam bulan terakhir. Dua kondominium baru tercatat meluncur di area Depo dan Tangerang yang membidik kelas menengah.

“Penjualan dan pasokan kondominium masih di dominasi oleh tipe studio karena harga yang relatif lebih terjangkau,” imbuh Head of Advisory JLL Indonesia, Vivin Harsanto.

Perkantoran, Logistis, Industrial dan Perhotelan

Aktivitas di awal tahun 2022, perusahaan yang beroperasi di sektor teknologi kembali mendominasi. Dengan tingkat permintaan yang masih terbatas dan tertekannya tingkat hunian, harga sewa menjadi terus tertekan.

“Selain tren pengurangan area kantor, permintaan area kantor dengan ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan sebelumnya mulai sering terlihat sebagai bagian dari strategi real estat mereka. Secara umum, tingkat hunian gedung perkantoran Grade A masih tertekan di angka 66 persen,” ujar Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia, Angela Wibawa.

Adapun pembangunan satu gudang modern di Karawang baru selesai pada triwulan pertama ini. Ini menyebabkan tingkat hunian sedikit tertekan di angka 93 persen. Beberapa proyek masih dalam proses konstruksi dan akan mulai beroperasi di pertengahan tahun 2022.

“Mayoritas permintaan terhadap wilayah Cikarang, diikuti oleh area kota Bekasi dan Jakarta. Di tengah dominasi gudang multi-tenant, permintaan gudang built-to-suit kepada pengembang juga masih tetap terlihat di beberapa lokasi,” tutur Head of Logistics and Industrial JLL Indonesia, Farazia Basarah.

Sementara itu, Vice President, Investment Sales Hotels & Hospitality Group, Asia Pacific, Julien Naouri menambahkan, industri perhotelan Indonesia saat ini sedang dalam masa pemulihan. Kondisi ini dapat terus terjadi seiring terbukanya kembali perjalanan domestik dan internasional yang lebih luas untuk mempertahankan momentum tersebut.

“Pencabutan syarat untuk karantina di Indonesia juga akan memberikan tingkat kepercayaan lebih tinggi kepada para operator dan pemilik hotel. Tidak mengherankan bahwa pasar destinasi wisata utama seperti Jakarta dan Bali diperkirakan akan mendorong pemulihan tingkat hunian dan juga menerima sebagian besar dari total investasi 300 juta dolar AS yang kami perkirakan akan terjadi pada tahun 2022,” pungkas Naouri. (SAN)