PPN DTP Diperpanjang, Segmen Properti Berbasis TOD Makin Diminati
JAKARTA – Kebijakan perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP) hingga 50% untuk pembelian rumah baru sampai September 2022 diperkirakan akan memperkuat bisnis pengembang properti khususnya di segmen residensial. Apalagi, pengembang dengan kekhususan model bisnis dan diversifikasi produk yang baik, misalnya properti berbasis TOD. Kondisi ini semakin ditopang dengan sentimen pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 yang mencapai 3,69% di tengah dampak pandemi yang belum berakhir.
Senior Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia, Aldi Garibaldi, menjelaskan prospek sektor properti akan lebih baik tahun ini dibandingkan periode 2020-2021. Khusus segmen properti berbasis Transit Oriented Development (TOD) juga akan banyak diminati karena mampu mempermudah mobilisasi masyarakat dengan transportasi publik terutama kereta. “Pemilik apartemen tidak perlu membeli mobil atau motor sehingga dapat mengurangi cost of living,” kata Aldi kepada wartawan yang ditulis, Senin (14/2/2022).
Menurut Aldi, belajar dari kota-kota lain di dunia, konsep apartemen yang dekat dengan stasiun MRT mempunyai level premium 20% lebih tinggi dibanding hunian yang jauh dari stasiun MRT. Kondisi ini juga akan turut mempengaruhi persepsi investor terhadap saham perusahaan properti. Investor akan cenderung melirik pengembang properti dengan diversifikasi produk yang baik dan keunikan model bisnis, termasuk salah satunya properti berbasis transportasi massal.
Salah satu pengembang yang fokus mengembangkan kawasan dan hunian berbasis transportasi massal adalah PT Adhi Commuter Properti (ADCP). Anak usaha PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) tersebut mengembangkan berbagai proyek hunian yang dekat dengan stasiun LRT. Saat ini, perusahaan juga sedang menjalankan proses penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Saat dimintai tanggapan, Sekretaris Perusahaan Adhi Commuter Properti, Adi Sampurno, menyambut baik perpanjangan insentif PPN-DTP rumah yang diberikan pemerintah. Menurut Adi, stimulus ini akan menjadi angin segar bagi perkembangan bisnis perusahaan. Situasi saat ini juga menjadi momentum yang tepat bagi investor memperoleh saham ADCP.
“Investor memiliki waktu untuk memperoleh saham di pasar perdana saat masa penawaran umum dan seluruh proyek sedang dalam tahap pengembangan. Jadi, ada potensi ruang pertumbuhan yang sangat besar ke depannya.” kata Adi.
Saat ini ADCP tengah menjalankan sejumlah proses untuk bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak Usaha Adhi karya yang fokus pada pengembangan properti berbasis transportasi massal ini rencananya akan melaksanakan penawaran umum pada 15-17 Februari 2022 dan selanjutnya bisa tercatat sebagai emiten di BEI pada 21 Februari nanti
Fundamental Bisnis
Lebih lanjut, Adi menjelaskan, fundamental bisnis ADCP mayoritas adalah properti berkonsep TOD yang menempel di stasiun LRT Jabodebek. Peminat hunian ADCP saat ini dalam tren meningkat seiring progres pembangunan proyek LRT. Pengguna LRT, kata dia, akan dimudahkan jika bertempat tinggal di hunian milik ADCP karena lokasinya dekat stasiun dan dilengkapi fasilitas penunjang gaya hidup masyarakat urban.
Pemerintah sudah menargetkan LRT beroperasi mulai Agustus 2022. Sampai Januari 2022, progres LRT Jabodebek mencapai 89%. Akan terdapat 560 perjalanan LRT Jabodebek yang melayani 114.000 pelanggan per hari. Dalam kondisi normal, 1 trainset LRT Jabodebek berkapasitas 740 pelanggan dengan konfigurasi 174 duduk dan 566 berdiri.
Adi menambahkan, ADCP akan terus menjajaki berbagai opsi pembiayaan saat LRT beroperasi. Hal ini untuk menopang pengembangan proyek eksisting dan proyek recurring, maupun pengembangan lahan baru. Di luar itu, ADCP juga telah dan akan menjajaki peluang kerjasama dengan sejumlah pihak yang bisa mendukung pengembangan bisnis.
Baru-baru ini, ADCP melalui induknya PT Adhi Karya Tbk Persero (ADHI) bersinergi dengan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) untuk menyediakan layanan informasi dan teknologi yang berkualitas di kawasan LRT City. LRT City didukung platform Smart Digital Ecosystem, selaras dengan konsep hunian TOD yang mengedepankan konektivitas dan kualitas hidup masyarakat yang dinamis.
ADCP memiliki portofolio kuat dari proyek TOD baik eksisting maupun baru yang terletak di Jabodetabek. Seluruh kawasan itu memiliki total unit lebih dari 54.000 unit, dengan land bank sebesar 140 hektar, yaitu LRT City Bekasi – Eastern Green, LRT City Bekasi-Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Cibubur, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Grand Central Bogor- Member of LRT City, Cisauk Point- Member of LRT City, Oase Park- Member of LRT City. (MRI)